Kamis 22 Sep 2022 10:12 WIB

Universitas Lambung Mangkurat Didorong Buka Prodi Baru yang Relevan Iptek

ULM juga didorong  tingkatkan Prodi yang dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi.

Guru Besar Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan  IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS  memberikan  Orasi Ilmiah  dalam  rangka Dies Natalis ke-64 ULM di Banjarmasin, Rabu (21/9/2022).
Foto: Dok RD Institute
Guru Besar Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS memberikan Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-64 ULM di Banjarmasin, Rabu (21/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU  – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) didorong membuka program studi (Program) yang relevan dnegan Iptek. Pada saat bersamaan, ULM  juga didorong meningkatkan fakultas dan Prodi yan dibututuhkan pembangunan ekonomi bangsa.

Hal itu disampaikan Guru Besar Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS, saat memberikan  Orasi Ilmiah  dalam  rangka Dies Natalis ke-64 ULM di Auditorium ULM Banjarbaru, Kalimantan, Rabu (21/9/2022).

“Ke depan, Universitas Lambung Mangkurat mesti membuka program studi baru yang relevan dengan Iptek dan expertise (keahlian) yang dibutuhkan untuk pembangunan bangsa dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045, dan dunia yang lebih baik dan sustainable  di abad-21 ini,” kata Prof Rokhmin Dahuri dalam rilis yan diterima Republika.co.id, Rabu (21/9/2022).

Ia menambahkan,  program studi itu antara lain adalah: (1) Nanoteknologi; (2) Bioteknologi; (3) Material Baru (New Materials); (4) Teknologi Digital dan Infromasi (sepertiBig Data, Block Chain, Artificial Intelligence, Cloud Computing, Robotics, dan Metaverse);  dan (5) Ilmu, Teknologi, dan Manajemen Lingkungan, terutama yang terkait dengan perubahan iklim dan bencana alam serta dampaknya.

Pada saat yang sama, kata Prof Rokhmin,  ULM harus terus meningkatkan kualitas sejumlah  fakultas dan program studi  konvensional yang memang  selalu  dibutuhkan   untuk pembangunan ekonomi yang produktif, efisien, berdaya  saing, inklusif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan (sustainable).  “Contohnya,    Fakultas MIPA (matematika,  fisika, kimia, dan biologi); Fakultas Teknik (seperti  sipil, elektro, kimia, industri, dan informasi); Fakultas Kedokteran; Fakultas  Farmasi;  Fakultas  Pertanian; Fakultas   Kehutanan; Fakultas  Perikanan dan Ilmu  Kelautan; Fakultas  Ekonomi; FakultasIlmu-Ilmu  Sosial dan Politik; dan Fakultas Hukum,” ujarnya.

Di awal orasi ilmiah, Prof Rokhmin Dahuri mengupas modal dasar pembangunan ekonomi, status dan tantangan pembangunan Indonesia, dan kunci global yang memengaruhi kehidupan umat manusia abad ke-21.

Rokhmin yang juga ketua  Dewan Pakar Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI) menyebutkan,  pada prinsipnya ada 5 kecenderungan global (key global trends) yang  mempengaruhi kehidupan dan peradaban manusia di abad-21, yakni: (1) jumlah penduduk dunia yang terus bertambah;  (2)Industri  4.0  (Revolusi Industri  Keempat);  (3) Perubahan Iklim Global (Global Climate Change); (4) Dinamika Geopolitik; (5) Era Post-Truth.

Ia kemudian membahas Peta Jalan Pembangunan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045. “Untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045 dengan GNI per kapita  sekitar 23.000 dolar AS dan PDB sebesar 7 triliun dolar AS (ekonomi terbesar kelima di dunia) (Bappenas, 2019), Indonesia seyogyanya mengimplementasikan Peta Jalan Pembangunan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Rokhmin yang juga ketua  umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI

Di akhir orasinya, Prof Rokhmin memaparkan peluang dan tantangan pendidikan tinggi di era disrupsi 4.0, perubahan iklim, dan dinamika politik global, serta peran ULM dalam pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement