REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Satu laporan PBB yang disiarkan pada Senin (27/8) lalu, mendapati bahwa hampir 570 anak di seluruh dunia tak memiliki akses ke air minum di sekolah. Penilaian global pertama mengenai air minum dan kebersihan di sekolah, yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dana Anak PBB (UNICEF), memperlihatkan bahwa 620 juta anak tak memiliki toilet yang layak di sekolah dan sebanyak 900 juta anak tak bisa mencuci tangan mereka secara layak.
Laporan tersebut menambahkan hampir separuh, atau 47 persen sekolah tak menyediakan sabun buat anak-anak. Dilansir Xinhua, para peneliti juga mendapati bahwa anak-anak di sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar kurang mungkin untuk memiliki akses ke air bersih dan toilet dibandingkan dengan anak-anak di sekolah menengah pertama.
Laporan itu memperingatkan kondisi tersebut mempengaruhi anak kecil pada saat penting bagi "pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kognitif mereka". Ditambahkannya, diare akibat air kotor dan toilet yang jorok menewaskan seorang anak yang berusia di bawah lima tahun setiap dua menit.
Laporan tersebut menggaris-bawahi pentingnya instalasi kebersihan dan kesehatan di sekolah. Terutama buat anak perempuan,yang lebih mungkin bersekolah dan menyelesaikan pendidikan mereka jika instalasi itu tersedia.
Salah satu sasaran pembangunan yang berkelanjutan PBB ialah semua orang mesti memiliki akses ke kebersihan dan air yang layak sampai 2030. Itu berarti semua rumah tangga, sekolah, layanan perawatan kesehatan serta tempat kerja mesti dilengkapi dengan kebersihan dan air yang layak sampai saat itu.