Jumat 31 Aug 2018 23:15 WIB

Pelatihan Difabel di Sleman Diminta Diperpanjang

Tak hanya di Sleman, pelatihan hidroponik akan dilakukan di daerah lain di Indonesia.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Friska Yolanda
Penyandang disabilitas di Kabupaten Sleman mengikuti pelatihan hidroponik di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta, Jumat (31/8).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Penyandang disabilitas di Kabupaten Sleman mengikuti pelatihan hidroponik di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta, Jumat (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta baru saja menggelar pelatihan hidroponik bagi 30 penyandang disabilitas. Pelatihan itu melibatkan difabel dari tiga kecamatan di Kabupaten Sleman. Pelatihan ini diharapkan dapat berlanjut.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, pelatihan hidroponik sangat bermanfaat bagi masyarakat disabilitas. Terlebih, tanaman hidroponik tidak memerlukan lahan yang terlalu banyak.

Artinya, masyarakat disabilitas bisa mengerjakannya sendiri, dan memepelajari itupun tidak sulit. Bahkan, melalui pelatihan, sudah diajarkan penanaman sayur-mayur yang biasa dikonsumsi setiap hari.

Untuk itu, ia berpesan, setelah pelatihan teman-teman disabilitas harus bisa mempraktikkannya masing-masing. Sebab, selain untuk konsumsi, tanaman-tanaman itu bisa dijual karena memiliki nilai ekonomis.

Baca juga, Puluhan Difabel di Sleman Dilatih Menanam Hidroponik

Ia menekankan, teman-teman disabiltias tidak perlu khawatir pula mencari pasar karena pasar sayur-mayur di Kabupaten Sleman melimpah. Sri berharap, pelatihan pelatihan serupa dapat dilanjutkan untuk kecamatan-kecamatan lain.

"Semoga tidak berhenti di tiga kecamatan, kami ada 17 kecamatan, berharap pelatihan bisa dikembangkan sebelum diberkan ke kabupaten/kota lain," kata Sri di BBLM Yogyakarta, Jumat (31/8).

Menjawab itu, Sekjen Kemendes PDTT, Anwar Sanusi menuturkan, pelatihan itu memang akan diperbanyak melihat kesuksesannya di Kabupaten Sleman. Terlebih, Kemendesa PDTT memiliki sembilan balai lain di Indonesia.

Namun, ia memang belum bisa memastikan pelatihan serupa di kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Sleman akan terlaksana. Anwar berharap, pelatihan lanjutan dapat dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Insya Allah tahun ini atau tahun ke depan kecamatan-kecamatan lain pelatihan harus diberikan," ujar Anwar.

Rencananya, model serupa di Kabupaten Sleman akan dikembangkan ke kabupaten atau kota lain di Indonesia. Sebab, pelatihan betul-betul menempatkan disabilitas sebagai kelompok masyarakat kreatif.

Untuk itu, ia berharap balai-balai pelatihan lain di Indonesia dapat menggelar pelatihan hidroponik serupa untuk disabilitas. Tujuannya, agar memberikan manfaat kepada potensi-potensi masyarakat disabilitas. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement