REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG - Ruang kelas SDN Sukamulya, di Kampung Buwer, Desa Rancajaya, Kecamatan Patokbeusi, ambruk akhir pekan kemarin. Padahal, ruang kelas ini baru dibangun dua tahun yang lalu. Akibat kejadian tersebut, kegiatan belajar dan mengajar siswa menjadi terganggu.
Saksi mata, Kada (40) yang merupakan penjaga sekolah, mengatakan, ruang kelas yang ambruk ini belum sepenuhnya selesai. Penyelesaiannya tinggal 20 persen lagi. Meskipun, belum sepenuhnya jadi ruangan ini sudah digunakan untuk kegiatan belajar.
Pembangunan ruang kelas ini, sudah berlangsung dua tahun lalu. Meski demikian, sampai kini belum ada kegiatan finishing. Pada Sabtu (10/9) sekitar pukul 14.00 WIB, bangunan ini tiba-tiba ambruk. "Beruntung anak-anak sudah pulang sekolah. Jadi tak menimpa mereka," kata Kada, kepada sejumlah wartawan, Senin (12/9).
Bangunan yang ambruk ini, hanya satu lokal. Karena, sebelum mendapat bantuan rehab, kondisinya memang sudah memprihatinkan. Akan tetapi, selama dua tahun bangunan ini belum seluruhnya jadi. Dengan kata lain, selama dua tahun pembangunannya terkatung-katung.
Sementara itu, Kepala SDN Sukamulya, Samino, mengatakan, sejak awal dirinya sudah mengetahui ada yang tidak beres dengan bangunan ini. Pasalnya, secara kasat mata bangunan ini terlihat miring. Sepertinya, konstruksinya tidak terlalu kuat. Karena itu, bangunan ini jadi mudah ambruk.
Melihat kondisi bangunan seperti itu, Samino menghimbau kepada muridnya untuk tidak menggunakan kelas tersebut pasca libur lebaran ini. Beruntung, semua murid dan gurunya mengikuti saran tersebut. Tadinya, kelas dengan ukuran 7x7 meter ini biasa digunakan untuk kegiatan belajar murid kelas dua. Akan tetapi, saat ini ruang kelas tersebut telah rata dengan tanah.
Terkait dengan kerugian, Samino mengatakan, anggaran pembangunan ruang kelas itu Rp 40 juta. Sumber dana bantuan tersebut berasal dari bantuan khusus desa (BKUD) yang dialokasikan Pemkab Subang. Bantuan tersebut, kemudian dikelola oleh komite sekolah (KS). Adapun dirinya, hanya sebagai penanggung jawab saja.
Salah satu orang tua siswa yang menolak disebutkan identitasnya, kejadian bangunan sekolah ambruk ini disebabkan oleh buruknya konstruksi. Dengan kata lain, proyek ini terlihat asal-asalan. Sejak pembangunan, banyak bahan bangunan yang tak sesuai dengan ketentuan. "Kalau konstruksinya kuat tak mungkin kelas baru ini ambruk," kata dia.
Seharusnya, pihak terkait segera menelusuri penyebab kejadian ini. Terutama, menyelidiki kekuatan konstruksi bangunannya. Dalam kesempatan berbeda, Kepala Bidang (Kabid) TK/SD Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Subang, Mas Indra Subhan, mengatakan, pihaknya akan segera mengusulkan anggaran bantuan untuk membangun ruang kelas tersebut.
Pasalnya, ruang kelas ini sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar siswa. "Kita akan koordinasi dengan Dewan Pendidikan untuk mengusulkan anggaran baru," kata dia.
Dikatakan Indra, pihaknya menduga penyebab ambruknya bangunan ini akibat cuaca. Selain itu, komposisi konstruksinya kurang bagus. Jadi, saat diterpa angin kencang bangunan ini mudah ambruk.