REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Tim 'Media Pecinta Teknologi di Sekitar Kita' Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan pembelajaran listrik bagi siswa Sekolah Dasar dengan Kid Invertor dan Metaloka Kit.
"Kedua alat tersebut merupakan komponen sederhana yang bisa digunakan sebagai alat peraga pembelajaran listrik secara aman," kata Koordinator Tim 'Media Pecinta Teknologi di Sekitar Kita' (Metaloka) UGM Erna Setyaningsih di Yogyakarta, Kamis (26/7).
Menurut dia, selama ini pembelajaran listrik khususnya di SD masih sangat minim karena dianggap tidak aman. Namun dengan alat tersebut diharapkan siswa dapat memahami kelistrikan dengan mudah dan aman.
"Pembelajaran listrik dilakukan dengan alat peraga Kid Invertor. Dalam hal ini mahasiswa menyajikan jasa untuk melatih siswa, sedangkan Metaloka Kit merupakan komponen sederhana pembelajaran listrik, kimia dan fisika," katanya.
Ia mengatakan, untuk Kid Invertor hanya mengajarkan anak SD belajar fisika dengan fokus kelistrikan. Mereka bisa belajar listrik tanpa harus kesetrum karena aman, sedangkan Metaloka Kit merupakan produk sederhana untuk pelatihan.
"Saat ini telah diciptakan 17 metaloka kit yang di antaranya berupa elektromagnetik, termometer botol, badut goyang, listrik statis, gasing warna dan teropong cakram dan lainnya. Satu Metaloka Kit dijual dengan harga Rp 5.000,-Rp 10.000,- per buah," katanya.
Menurut dia, alat tersebut telah diujicobakan di lima SD di wilayah Yogyakarta. Alat tersebut cukup membantu siswa dan guru dalam memberikan pemahaman pembelajaran fisika dan kimia pada siswa SD.
"Salah satu keunggulan inovasi kami adalah alat itu bisa diaplikasikan dalam kurikulum sekolah. Ke depan, alat peraga itu akan terus kami kembangkan terutama untuk roket air dan 'solar cell'," kata Erna.
Anggota Tim Metaloka UGM antara lain Dawika Romati Baroroh, Rosalia Diah Mindarti, Ida Lutfiani Afifah, dan Fida Khansa.