REPUBLIKA.CO.ID,BLITAR--Sriharini (15), siswi SMP di Kota Blitar, Jawa Timur, harus mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Mardi Waluyo Blitar, setelah dikeroyok oleh rekannya hingga terluka.
Humas RS Mardi Waluyo, Rita, mengemukakan, kondisi pasien saat ini masih memerlukan perawatan. Ia menderita cedera kepala ringan setelah dilakukan observasi di ruang unit gawat darurat (UGD) rumah sakit.
"Saat ini korban masih dirawat di Ruangan Dahlia rumah sakit. Korban masih harus istirahat," kata Rita. Ia mengatakan, korban masuk ke rumah sakit pada Selasa (31/7) malam. Ia langsung diperiksa di ruang UGD rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, hingga akhirnya dibawa ke Ruangan Dahlia.
Sriharini yang merupakan anak pasangan Subeda (56) dengan Sumartin (43) warga Jalan Soekarno, Kota Blitar, mengaku tidak mengetahui ada masalah apa antara ia dengan rekan-rekan yang mengeroyoknya tersebut. Ia merasa tidak mempunyai masalah dengan mereka.
Ia mengatakan, kejadian pengeroyokan itu menimpanya bukan hanya sekali. Awalnya, saat ia pulang sekolah, dia diajak oleh sejumlah rekannya ke belakang sekolah. Nyatanya, ia dipukuli. Pemukulan kedua berlanjut ke sebuah rumah kosong di Desa Sumberejo, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar.
Di rumah kosong itu, ia dikeroyok oleh sekitar 10 orang rekannya, delapan teman sekolahnya sendiri di SMPN 4 Blitar, sementara dua lainnya dari sekolah lain. "Saya diam ketika dipukul. Saya tidak mengetahui ada masalah apa," katanya dengan menahan rasa sakit.
Kondisi korban memang terlihat memprihatinkan. Di sekujur tubuhnya terlihat luka memar. Bahkan, bagian kepala korban juga terluka. Ia bahkan harus dibantu menggunakan selang untuk bernafas, akibat tubuhnya diinjak-injak oleh rekannya tersebut.
Di rumah sakit, korban ditunggui oleh ibundanya, Sumartin. Ia terlihat sangat sedih melihat kondisi putrinya yang memprihatinkan tersebut. Ia bahkan terlihat meneteskan air mata melihat anaknya.
Sementara itu, Kepala SMPN 4 Blitar, Dwi Agus Santoso mengaku menyesalkan kejadian ini. Ia sudah memanggil delapan anak didiknya yang diduga terlibat dalam aksi pengeroyokan tersebut.
"Kami masih periksa mereka untuk mengetahui dengan pasti masalahnya. Kami juga belum memutuskan langkah selanjutnya," ucapnya.
Polresta Blitar saat ini juga masih memproses masalah ini. Kasus ini dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Blitar.