REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Atas jasa dan kontribusinya dalam pengembangan linguistik, penelitian bahasa-bahasa dan pembinaan linguis di Indonesia, Universitas Indonesia (UI) menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dalam bidang Linguistik kepada seorang profesor asal Belanda, Prof Dr Willem Arnoldus Laurens Stokhof, di Balairung UI, Kampus Depok, Jawa Barat, Sabtu (9/2).
Penganugerahan dipimpin oleh Pjs Rektor UI Prof Dr Djoko Santoso di hadapan para civitas akademika UI. Pemberian gelar tersebut juga bersamaan dengan Upacara Wisuda Program Sarjana dan Vokasi semester gasal 2012/2013.
''Prof Dr Willem Arnoldus Laurens Stokhof atau kerap dipanggil Stokhof merupakan sosok yang tidak terpisahkan dari Indonesia. Di dalam diri Stokhof terdapat rasa cinta sejati kepada Indonesia yang ditunjukkan dengan sumbangsihnya dalam pelestarikan bahasa daerah maupun bahasa Indonesia,'' ujar Sekretaris UI, Ketut Surajaya.
Stokhof mengawali penelitian dari kunjungannya ke Kepulauan Alor NTT untuk meneliti empat belas bahasa daerah di Kepulauan Alor yang diduga terancam punah.
''Sejak empat dasawarsa yang lalu, Stokhof telah menaruh kepedulian sekaligus kekhawatiran akan kepunahan bahasa. Seperti data UNESCO menunjukkan setiap tahun terdapat 10 bahasa dunia yang punah. Di antara 6.000 bahasa yang kini masih digunakan, hanya tersisa 600 sampai 3.000 bahasa yang bertahan menjelang abad ke-21,'' ungkap Ketut.
Kenyataan tersebut, lanjutnya, terlihat jelas di Indonesia yang memiliki 742 bahasa, namun kini hanya 13 bahasa yang penuturnya di atas 1 juta orang dan sisanya di bawah itu, bahkan ada yang dituturkan di bawah 500 orang.
''Pertama, Stokhof berperan sebagai penyemai penelitian bahasa-bahasa di Indonesia. Semangat Stokhof adalah mendokumentasikan bahasa eksotis di Nusantara atau bahasa dengan penutur sedikit agar terus dapat digunakan. Kedua, Sumbangsih Stokhof dalam membina linguis Indonesia melalui pendidikan lanjut formal dalam jenjang magister dan doktor bidang linguistik,'' tutur Ketut.
Sumbangsihnya, terang Ketut dapat terlihat saat menjabat Programme Director of the Indonesian Linguistics Development Project (ILDEP) yang melahirkan lebih dari 50 magister dan 40 doktor bidang linguistik dan publikasi lebih dari 80 buku mengenai linguistik serta laporan hasil penelitian disertasi yang diterbitkan dalam 40 volume jurnal internasional.
Ketiga, sumbangsihnya dalam membina generasi muda Indonesia melalui program-program kolaboratif. Aktivitas Stokhof tidak berhenti hanya berada di lingkar pembinaan kepakaran bidang linguistik melainkan juga menciptakan program kolaboratif yang diarahkan kepada pembinaan kapasitas pengetahuan bagi orang Indonesia, khususnya generasi muda Indonesia.
Keempat, sumbangsihnya dalam mengembangkan bidang pengkajian Indonesia (Indonesian Studies) di Belanda dan Indonesia. Di Belanda, Stokhof memantapkan citra Leiden University sebagai salah satu pusat kajian Indonesia yang menjadi model bagi pengembangan program kajian Indonesia di seluruh dunia.