REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Sebanyak 68 siswa SMA yang mendaftar seleksi nasional mahasiswa perguruan tinggi negeri di Universitas Brawijaya dicoret, sehingga secara otomatis tidak bisa melakukan heregistrasi.
Menurut kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Brawijaya (UB) Susantinah Rahayu, Senin, ke-68 siswa tersebut terpaksa dicoret dan tidak bisa melakukan heregistrasi karena ada data yang tidak sinkron antara yang dikirim ke panitia dengan data fisik.
"Nilai rapor mereka yang dikirim melalui pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) 'online' (daring) dengan rapor fisik tidak sama. Nilai rapor yang dikirim lewat PDSS lebih tinggi ketimbang nilai rapor asli, sehingga tidak bisa heregistrasi," tegas Susantinah.
Menyinggung sekolah mana saja yang mengirimkan nilai rapor siswanya lebih tinggi ketimbang nilai rapor aslinya, Susantinah mengatakan yang pasti cukup banyak, namun nama-nama sekolah itu menjadi rahasia kampus.
Sekolah yang melakukan kecurangan dalam proses pendaftaran SNMPTN atau jalur undangan, tegasnya, pasti sudah masuk daftar hitam kampus, sehingga tahun berikutnya tidak diberi kesempatan lagi mengirimkan siswanya untuk mengikuti seleksi masuk PTN melalui jalur undangan.
Rektor UB Prof Dr Yogi Sugito sebelumnya mengatakan sebanyak 48 SMA di sejumlah daerah masuk daftar hitam kampus tersebut, karena dinilai telah memalsukan data, sehingga tahun ini tidak mendapatkan jatah siswanya untuk masuk kampus tersebut.
"Tahun lalu ke-48 SMA ini telah memalsukan data siswanya agar bisa diterima di UB melalui jalur undangan. Dari 48 SMA ini tidak satu pun yang berasal dari Kota Malang," tegasnya.