Rabu 25 Dec 2013 15:36 WIB

Muhammad Asri Tapa Merintis Arisan Sosial

Susahnya menjadi sarjana bagi kalangan tak mampu di negeri ini (ilustrasi).
Foto: zonaberita.com
Susahnya menjadi sarjana bagi kalangan tak mampu di negeri ini (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tugas pokoknya dan rutin setiap hari adalah dosen Dipekerjakan Kopertis (DPK) di FKIP UVRI Makassar. Pada lingkungan tempat tinggalnya, dia didaulat oleh warganya menjadi Ketua RW V Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala Makassar.

Kedua tugas itu berjalan secara sinergis. Demikian ditegaskan Drs. Muh Asri Tapa, M.Si.

Menerima amanah jadi Ketua RW, adalah menjadi bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni melakukan pengabdian kepada masyatakat. Tugas dan fungsi selaku aparat pemerintah di tingkat paling bawah, sehingga seluruh dinamika dan permasalahan warga dari kecil-kecil sampai rumit, diketahui dengan persis termasuk mencarikan solusinya.

Menurut magister lingkungan hidup PPs.UNHAS ini tugas selaku ketua RW telah dijalani tahun ke enam, suka dan duka juga cukup banyak yang dirasakan.

"Seringkali di tengah malam dibangungkan warga karena ada persoalan dalam keluarga atau soal RT, belum lagi kalau ada warga berselisih paham harus tampil menjadi penengah dan kedua belah pihak merasa terayomi," kata Sekretaris AMII Sulsel ini.

Salah satu strategi ditempuh guna lebih meningkatkan pelayanan kepada masyatakat dan menyajikan rasa aman tenteram bagi warga yakni, menggelar setiap bulan arisan sosial dengan peserta sekitar 50 orang berasal dari para tokoh masyatrakat dari 9 RT dalam lingkup RW.

Arisan sosial itu menjadi media dan wadah informasi sekaligus mencari solusi terhadap masalah dihadapi warga sekitar 2000 jiwa dengan 460 KK.

"Tugas administrasi RW dirampungkan pagi sampai jam 09.00, setelah ke kampus mengajar, menjelang sore sampai malam digunakan melayani warga," tandas pria kelahiran Wajo, 12 Desember 1960 ini.

Selaku orang nomor satu pada tingkat RW, Asri melayani warga kapan dan dimana saja. Seringkali melayani warga terutam urus berkas administrasi ke kantor kelurahan atau kantor pemerintah lainnya di tengah jalan.

Warga masyarakat dibawah pengendaliannya, termasuk heterogen dari agama, suku, tradisi serta pendapatan, sehingga dibutuhkan strategi tersendiri untuk menghadapinya, tegas pengurus LPM Manggala ini.

Profesi dosen dimulai 1986 usai rampungkan S1 di FKIP UVRI. Mantan Dekan FE UVRI, PR III FKM UVRI, kini menjadi Ketua LPM FKIP UVRI, katanya. Dosen dan menjadi Ketua RW, kurang lebih sama karena keduanya melayani.

Dosen melayani mahasiswa melakukan transfer pengetahuaan dan keterampilan. Sebaliknya Ketua RW juga melayani masyarakat, memperlancar urusan jiak terkait administrasi pemerintahan.

Pada sisi lain juga membuka jalan bagi warga, agar tersaji kehidupan aman, tenteram, sejahtera dan tenang, kata Asri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement