REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dan Australian Council of Private Education and Training (ACPET) menjalin kerjasama untuk meningkatkan ketrampilan mahasiswa. Sebab tenaga kerja berketrampilan tinggi kini semakin dibutuhkan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
APTISI dan ACPET melakukan pertemuan di Denpasar, Bali, Rabu (22/4). Delegasi ACPET berjumlah 15 orang dipimpin Matthew Traynor dan Karen Nicholas. Mereka diterima Ketua Umum APTISI Edy Suandi Hamid dan Georga Iwan Marantika yang juga pengurus pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) serta Wakil Ketua ISEI wilayah Bali yang juga Rektor Universitas Maha Saraswati Denpasar, I Made Sukamarta.
Dijelaskan Edy, untuk melakukan penguatan dan peningkatan daya saing, perguruan tinggi swasta hendaknya banyak belajar dan bekerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi dari negara maju. Namun kerjasama harus dilandasi tuntutan saling menguntungkan dan memberi manfaat keduanya.
Ada sekitar 40 anggota APTISI Bali yang mengikuti dialog dengan ACPET. Menurut dia, dengan kerja sama ini diharapkan kampus-kampus swasta bisa menimba pengalaman lebih banyak dari perguruan tinggi di Australia, khususnya bidang vokasi yang sekarang banyak dibutuhkan.
"Kebetulan ACPET ini anggotanya adalah akademi dan institut yang banyak fokus untuk meningkatkan keterampilan tersebut," kata Edy.
Sebelumnya delegasi ACPET sudah bertemu dengan anggota APTISI di Jakarta dan mengadakan kunjungan langsung ke beberapa PTS di Jakarta dan Bali, seperti Universitas Mercu Buana Jakarta, London school of Public Relation, Stikom Denpasar dan Universitas Pendidikan Nasional Bali.
Dalam kesempatan itu, ketua bidang kerja sama APTISI George Iwan Marantika menyatakan bahwa delegasi APTISI akan melakukan kunjungan balasan September nanti dan menandatangani MOU dengan ACPET di Perth Australia Barat.