Sabtu 02 May 2015 16:18 WIB

Perguruan Tinggi Didorong Lakukan Riset Sesuai Kebutuhan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi terus mendorong perguruan tinggi melakukan riset yang sesuai dengan kebutuhan dibarengi dengan publikasi sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Pemerintah akan mendorong terus untuk melakukan penelitian dan juga akan menggelontorkan dana yang dibutuhkan," kata Deputi Bidang Sumber Daya Iptek Kemeristek dan Dikti Muhammad Dimyati di Solo, Sabtu (2/5).

Ia mengatakan hal itu di sela Sosialisasi Kebijakan Menristek dan Pembinaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lainnya di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ia mengatakan publikasi mengenai hasil riset perguruan tinggi hingga saat ini masih minim jika dibandingkan dengan negara-begara lain. "Seolah-olah peneliti hanya puas dengan hasil risetnya sendiri dan belum bisa dinikmati masyarakat secara langsung," katanya.

Dia mengatakan salah satu tolak ukur tentang bukti kemajuan penelitian bangsa, adalah jumlah publikasinya.

Ia menjelaskan penelitian itu seyogyanya bukan atas keinginan penelilti, akan tetapi berdasarkan kebutuhan industri sehingga hasil riset itu nantinya tidak sia-sia karena berdasarkan kebutuhan.

Peneliti yang membuat penelitian dengan keinginan sendiri, katanya, ibarat membuat ombak yang sangat besar namun hanya di dalam bak, sehingga tidak ada fungsinya.

"Katakanlah penelitian tentang pangan, yang harus diteliti bidang pangan, tidak akan sia-sia. Hilirisasi, kita kan sudah banyak yang terutama bidang teknologi, misal Pak Karno dengan kemaritiman, Habibie dengan antariksa dan penerbangan," katanya.

Ia mengatakan banyak penelitian hebat, tidak sesuai dengan program yang dicanangkan pemerintah. Misalnya, katanya, pemerintah mencanangkan swasembada beras, namun perguran tinggi riset pada jagung.

Padahal, mereka telah sibuk dan lelah melakukan penelitian namun hasilnya tidak berfungsi di masyarakat. Dia mengatakan saat ini waktunya bangkit, untuk melakukan riset dan mengembangkan teknologi.

"Pemerintah siap meningkatkan jumlah doktor dengan beasiswa dan juga insentif bagi peneliti dari Kementerian Keuangan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement