REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Peneliti Indonesia Bermutu Zulfikri Anas menilai keberadaan Perguruan Tinggi Pertanian yang memokuskan pada agribisnis berwawasan lingkungan dengan keunggulan pada pendidikan karakter seperti STIP Farming sangat strategis. Apalagi bila dikaitkan dengan kondisi Indonesia sekarang ini.
“Kita perlu Perguruan Tinggi Pertanian yang mendasarkan proses pembelajaranya pada pembentukan karakter sehingga mampu menghasilkan lulusan yang profesional dan berkarakter,” ungkap Zulfikri Anas dalam diskusi tentang peran strategis STIP Farming di masa datang.
Diskusi tersebut diadakan di Kampus STIP Farming Jl Pawiyatan Luhur IV/ 15 Bendan Duwur, Semarang, Sabtu (10/10). Diskusi digelar dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-31 Pencinta Alam Mahasiswa Farming (PAMAFA) yang didirikan pada tanggal 8 Oktober 1984. Pada hari yang sama digelar Seminar Konservasi Lingkungan Pesisir dalam Menghadapi Perubahan Iklim.
Pernyataan Zulfikri Anas ditanggapi positif tim Teknis Pengembangan Pusat Pelatihan Guru di lingkungan STIP Farming Dr Siswanto.
“Kita siap menjadikan kampus ini sebagai model pelatihan karakter bagi semua pihak, terutama para guru dan anggota masyarakat agar semua pihak menyadari akan potensi kemaritiman kita. Kita sosialisasikan keluarga peduli pertanian agar kita bisa mewujudkan ketahanan pangan,” ungkap Dr Siswanto.