REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Di Indonesia singkong banyak digemari karena memiliki umbi yang bisa dibuat menjadi beragam panganan. Daunnya pun dapat dijadikan sayuran. Namun tidak hanya itu, rupanya batang singkong pun dapat diolah menjadi bentuk lain.
Di tangan sekelompok mahasiswa UGM, batang singkong dapat diolah menjadi papan partikel dengan kualitas yang tidak kalah dari produk pabrikan. Mereka adalah Endri Geovani dan Abdul Malik dari Fakultas Pertanian serta Novita, Supa, dan Warsita Nur Fadhillah dari Fakultas Kehutanan.
Kelimanya berhasil menyulap batang singkong menjadi papan partikel yang dinamai Pibes Board.
Papan partikel berbahan batang singkong ini juga berhasil menghantarkan mereka meraih penghargaan Silver Medals dalam Asian Young Inventors Exhibition (AYIE) 2015 di Malaysia, Gold Medals dariWorld Intellectual Property Association (WIPA) dalam kegiatan Internatioanl Invention Innovation and Technology Exhibition (ITEX) 2015 di Taiwan.
Di mana sebelumnya meraih Juara Umum Nasional LKTI di Universitas Diponegoro dan juara I dalam LKTI di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Endri mengungkapkan pengembangan papan partikel berbahan batang singkong berawal dari pengalaman di kampung halamannya, Lampung Timur. Di daerahnya banyak petani singkong. Saat masuk pasca panen limbahnya berupa batang singkong hanya ditumpuk dan dibakar.
“Batang singkong hanya ditumpuk lalu dibakar, karena hanya menjadi sarang tikus yang bisa menyerang tanaman pertanian lain,” papar Endri, Jumat (29/1). Padahal tanaman singkong di tempatnya sangat melimpah. Dari sekitar satu hektar kebun bisa ditanami hingga 15.625 batang singkong. Dari angka tersebut mampu menghasilkan sekitar 31.250 meter batang singkong.
Sementara petani biasanya hanya akan menggunakan sekitar 20 persen batang singkong untuk kebutuhan penanaman kembali (replanting). Sedangkan 80 persen sisanya hanya menjadi limbah yang tidak dimanfaatkan.
Maka itu, ia berupaya melakukan kajian lebih mendalam terkait batang singkong. Diketahui batang singkong memiliki kandungan selulosa dengan struktur seperti pada kayu. Dalam ubi kayu batang singkong mengandung 21,5 persen selulosa, 12 persen hemiselulosa, dan 23 persen lignin.
Hal tersebut mendorongnya untuk membuat papan partikel dengan memanfaatkan batang singkong sebagai bahan baku utama. Endri menggunakan batang singkong varietas Kasetsart (UJ-3) yang banyak ditemukan di daerah asalnya.
Berbagai uji coba mereka lakukan untuk memperoleh formula yang tepat guna mendapatkan papan partikel yang kuat, lentur, dan ringan. Mereka tidak hanya memanfaatkan limbah batang singkong, tetapi juga menambahkan limbah plastik HDPE dalam pembuatan papan partikel ini.