REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ribuan mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia (UII) dari berbagai jurusan mengikuti kuliah perdana yang digelar di Auditorium Kahar Muzakkir, Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang, KAmis (11/8). Rektor UII, Harsoyo menyampaikan, tahun ini mahasiswa baru di kampusnya berjumlah 4.201 orang.
"Jumlah ini tidak hanya menunjukkan angka semata. Karena untuk masuk ke UII, mahasiswa harus berkompetisi dengan 27.297 pendaftar lainnya," ungkap Harsoyo. Angka ini, menurutnya, menunjukkan keperayaan masyarakat kepada UII yang semakin meningkat setiap waktunya.
Kondisi ini tentunya menunjukkan tahap masuk UII yang semakin kompetitif. Dengan pengetatan seleksi yang diselenggarakan, Harsoyo berharap, kualitas pembelajaran di 33 program studi S1 dan D3 dapat ditingkatkan.
Pimpinan kampus islam tertua di Indonesia itu menyampaikan, pendidikan merupakan gerbang menuju keberhasilan. Termasuk juga sebagai cara untuk menyebarkan manfaat diri agar lebih luas. Dalam Islam sendiri, katanya, menggali ilmu pengetahuan menjadi aktivitas wajib.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Israa ayat 36. Dalam ayat tersebut Allah SWT melarang manusia untuk melakukan sesuatu tanpa landasan ilmu pengetahuan. "Maka itu, saya harap kegiatan di UII terus berjalan sesuai dengan visi universitas ini, yakni mendidik manusia yang berahlak dan beramaliah keilmuan," tutur Harsoyo.
Sementara itu, materi kuliah perdana mahasiswa baru UII angkatan 2016 disampaikan Mantan Menteri Pendidikan, Anies Basewedan. Dalam kesempatan tersebut ia meminta agar mahasiswa benar-benar memanfaatkan masa-masa kuliah. Pasalnya proses pembelajaran pada masa tersebut akan menjadi batu loncatan untuk menghadapi dunia nyata.
Ia mengatakan, kelulusan dari SD, SMP, dan SMA seumpama menjawab soal ujian berbentuk multiple choice. Sementara kelulusan dari masa kuliah seperti menjawab soal ujian dalam bentuk essay. Pasalnya seorang sarjana harus mampu menggambarkan rencana hidup setelah kelulusan.
"Maka itu, saat kuliah jadilah aktivis. Apalagi UII adalah kampus para aktivis, buktinya sekarang banyak aktivis UII yang menjadi tokoh negara," ungkap Anies Baswedan. Ia mengemukakan, ada tiga pilar utama yang harus dipersiapkan generasi masa depan.
Antara lain karakter, literasi dasar, dan cara berpikir kritis. Menurutnya ketiga hal tersebut saling berkesinambungan. Manusia yang dapat berpikir kritis tentunya memiliki literasi atau wawasan keilmuan yang kuat.
Sementara orang yang cerdas atau berilmu tidak akan bisa menjadi orang baik jika mereka tidak memiliki karakter moral dan kinerja yang baik. Anies menegaskan, ketiga hal tersebut dapat ditempa di dunia kampus.