REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Laboratorium seringkali menghasilkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Bahkan tidak jarang, limbah yang dihasilkan berupa logam berat seperti timbal dan tembaga yang membahayakan kesehatan.
Menghadapi kondisi ini, sekelompok mahasiswa UII berupaya mengembangkan solusi efektif dan efisien untuk mengolah limbah laboratorium kampus. Sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan yang signifikan. Solusi yang mereka tawarkan pun dinilai cukup efektif untuk diterapkan di laboratorium kampus-kampus lainnya.
Mahasiswa UII yang terlibat dalam proyek penelitian adalah Violla Bestari Ayu S, Apri Rahmani MH, Andhika Ghia P, Agung Prayudia M, dan Dian Nurmala Sari. Menurut Violla, timnya secara serius mengembangkan metode pengolahan limbah laboratorium yang tepat guna.
“Pengolahan limbah yang selama ini diterapkan pada laboratorium menggunakan reaktor karbon aktif relatif yang hasilnya masih belum sempurna. Sehingga diperlukan teknologi baru yang lebih efektif dan efisien," katanya.
Pencarian tentang metode pengolahan limbah, menghantarkan mereka untuk mendalami metode gabungan proses nanobubble-electrocoagulation (E-CONAN). Pengolahan limbah dengan metode tersebut dilakukan dengan menggunakan empat model reaktor yang berbeda.
Antara lain reaktor nanobubble dan elektrokoagulasi serta reaktor E-CONAN sistem horizontal dan vertical. “Nanobubble atau gelembung gas kecil dalam cairan seringkali dimanfaatkan untuk proses penjernihan air, karena dapat meningkatkan kandungan oksigen air. Sehingga sangat bermanfaat dalam proses pengolahan air limbah dan meningkatkan kualitas produk air," ujar Violla.
Sedangkan elektrokoagulasi adalah proses pengaliran muatan listrik ke dalam air limbah selama beberapa saat. Proses ini digunakan untuk mehilangkan kandungan organik dan logam berat pada limbah. Diharapkan penggabungan proses nanobubble dan elektrocoagulasi (E-CONAN) dapat menjadi solusi pengolahan limbah laboratorium.
Violla mengatakan, ketika diujicobakan di laboratorium terpadu UII, metode ini dinilai cukup sukses dalam menurunkan kadar kandungan limbah. Bahkan capaiannya sesuai dengan target yang diharapkan.
“Setelah kami uji coba, terdapat penurunan yang signifikan dari kadar logam timbal dan tembaga dalam air limbah. Air limbah menjadi lebih jernih dengan sedikit gumpalan," katanya.