Sabtu 29 Oct 2016 19:58 WIB

ITS Didorong Kembangkan Energi Alternatif

Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya
Foto: ITS
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Archandra Tahar mendorong ITS untuk bergerak dalam sektor pengembangan energi alternatif guna menciptakan kemandirian sumber daya alam atau energi.

"Untuk menciptakan kemandirian energi diperlukan pengembangan energi alternatif. Jika tidak dilakukan maka suatu saat kita akan kehabisan minyak," katanya dalam diskusi 'Kemandirian Energi sebagai Kekuatan Ketahanan Nasional' di Grha ITS Surabaya, Sabtu (29/10).

Menurut dia, sumber daya alam harus dikelola dengan prinsip kebermanfatan, bukan menjadikannya komoditas, karena UUD 1945 sudah jelas mengamanatkan bahwa kekayaan alam dikelola dan dikuasai negara serta digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. "Kalau menjadikan kekayaan alam sebagai komoditas maka kemanfaatan yang diperoleh lebih kecil," jelasnya.

Ia menyatakan jika gas dijadikan komoditas maka cukup dijual saja sehingga dapat keuntungan, tetapi kalau mengedepankan asas kemanfaatan, bisa dibuat produk turunan dari gas, seperti pupuk hingga industri petrokimia sehingga nilai untung gas berlipat-lipat.

"Kedaulatan erat kaitannya dengan ketahanan artinya ketersediaan terjamin dan dapat diakses serta stok mencukupi sehingga bangsa bisa mandiri," tutur Arcandra.

Dalam pandangannya jika hanya mengandalkan teknologi yang ada sekarang akan sangat mustahil membicarakan kemandirian energi. "Saya diingatkan ketika saya mencoba teknologi karena berisiko pidana, padahal teknologi ada kalanya gagal. Dari gagal nanti ada perbaikan. Kalau gagal di Indonesia ada embel-embel kriminalisasi, ini kapan bisa sukses," jelasnya.

Disinggung soal pembangunan kilang minyak baru, ia mengatakan hal itu merupakan sebuah keharusan karena pembangunan juga untuk Energi Security. Dia pun mendukung Pertamina untuk merealisasikannya.

Dalam kesempatan itu, Rektor ITS, Djoni Hermana, menjelaskan kehadiran ESDM di ITS menjadi hal yang sangat penting sehingga ITS nantinya dapat mengetahui kebutuhan energi yang dikembangkan pemerintah. "Selama ini penelitian kami masih bias, lebih cenderung individu. Nantinya, kami bisa lebih meningkatkan kualitas penelitian kami," tuturnya.

Untuk meraih hal itu, pihaknya juga akan melakukan kerja sama dengan industri. Salah satunya Ekstrak Minyak Kemiri dari penelitian jurusan kimia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement