REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) menginisiasi berdirinya Masyarakat Arboris Indonesia, perkumpulan masyarakat pemerhati pohon. Hal tersebut dibahas dalam workshop bertajuk "Tree for Sustainable and Vibrant City dan Pendiri Masyarakat Arboris Indonesia".
"IPB menyambut baik inisiasi ini terlebih IPB memiliki bidang ilmu yang sangat dekat terkait pohon seperti Departemen Agronomi dan Hortikultura, Departemen Arsitektur Lanskap, Departemen Silvikultur, maupun Departemen Teknik Mesin dan Biosistem," ujar Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB Prof. Dr. Anas Miftah Fauzi dalam keterangan tertulis, Kamis (17/11).
Pohon merupakan bagian penting dalam tata ruang perkotaan. Pohon tidak hanya sebagai bagian dari lanskap perkotaan, tetapi lebih jauh keberadaan pohon seringkali sebagai bagian dari monumental sejarah yang memiliki nilai umur, budaya dan fungsi sejarah.
Namun, di sisi lain karena faktor usia pohon dan tekanan lingkungan pohon-pohon di lingkungan kota telah menjadi sumber bahaya bagi masyarakat.
"Beberapa kasus tumbangnya pohon telah menimbulkan korban meninggal dan kerugian materi. Kejadian ini sebetulnya dapat diantisipasi apabila diketahui kondisi fisik dari pohon pohon sejak dini," ujar Ketua panitia pelaksana seminar, Prof. Dr. Dodi Nandika.
Melihat pentingnya keberadaan pohon maka keterlibatan masyarakat untuk peduli terhadap pohon sangat membantu untuk keselamatan manusia dan penyelamatan keberadaan pohon. Partisipasi masyarakat dapat dibangun dengan pembekalan pengetahuan terhadap deteksi dini kondisi pohon.
Oleh karena itu perlu sosialisasi kesehatan dari suatu pohon dalam mewujudkan pemukiman dan perkotaan ramah lingkungan (ecocity).
Dodi Nandika mengatakan Malaysia telah lebih dulu membentuk perhimpunan Masyarakat Peduli Pohon atau Arboris. Saat ini ada sekitar 80 anggota Arboris di Malaysia.
Diharapkan minimal dalam satu kota ada satu orang perwakilan pemerhati pohon.