REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kini, semakin banyak mahasiswa Indonesia yang menetap di Belanda. Presiden Saxion University of Applied Sciences, Wim Boomkamp mengatakan, Belanda menawarkan pendidikan berkualitas tinggi. Selain itu dan memiliki jaringan internasional dan hubungan dengan dunia kerja yang kuat.
"Kami menawarkan program sarjana dan pascasarjana dalam bahasa Inggris. Setelah kelulusan, ada sebagian mahasiswa yang langsung kembali ke Indonesia namun sekarang semakin banyak mahasiswa yang menetap antara satu sampai empat tahun untuk mendapatkan pengalaman kerja di Belanda," katanya dalam siaran persnya, Ahad, (5/3).
Sebagian besar warga negara Indonesia yang studi di Belanda merupakan penerima beasiswa yang ditawarkan oleh Pemerintah Belanda maupun Pemerintah Indonesia . Di Saxion University of Applied Sciences, jumlah mahasiswa Indonesia merupakan jumlah ketiga terbanyak setelah mahasiswa dari Jerman dan Cina.
Belanda merupakan negara tujuan studi yang menarik bagi masyarakat Indonesia. Hampir 1.500 warga Indonesia menempuh pendidikan di negeri kincir angin tersebut setiap tahunnya.
Guna mendorong semakin banyaknya mahasiswa Belanda datang ke Indonesia dan mendukung perguruan tinggi Indonesia untuk melakukan internasionalisasi, EP Nuffic melalui kantor perwakilannya, Nuffic Neso Indonesia saat ini sedang dalam proses mempersiapkan layanan informasi studi di Indonesia yang akan diresmikan bulan April 2017.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Budaya dan Ilmu Pengetahuan Belanda Jet Bussemaker meresmikan Erasmus Training Centre di Jakarta. Lembaga ini selain dibentuk untuk mendukung mobilitas siswa juga berfungsi sebagai wadah pelatihan profesional Indonesia.
Ia berharap Pusat Pelatihan Erasmus dapat mewujudkan kontak orang ke orang dan mampu melakukan internasionalisasi pendidikan di kedua negara yakni Indonesia dan Belanda.