REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Masyarakat Indonesia sepertinya perlu berbangga diri atas prestasi yang diperoleh salah satu peneliti negeri ini. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) masuk 10 besar peneliti terbaik versi Webometrics yang dirilis pada Maret 2017.
Pemeringkatan ini didasarkan pada jumlah sitasi dan h-index yang ada di google scholar. Dari 602 peneliti yang berada dalam pemeringkatan di seluruh Indonesia, dosen FP UB Profesor Kurniatun Hairiah menduduki ranking ke-10. Kurniatun yang juga aktif di ICRAF (World Agroforestry Centre) dan CGIAR (Consultative Group on International Agricultural Research) ini memiliki h-index 33 dan jumlah sitasi 3422.
Menanggapi pemeringkatan internasional seperti Webometrics dan 4ICU, Rektor UB Professor Mohammad Bisri menyatakan, pihaknya berupaya untuk terus memperbaiki peringkat meski tidak hanya berorientasi pada hal tersebut. "Kalau kita hanya terpaku pada pemeringkatan, hal lain seperti laboratorium menjadi terlupakan," kata Guru Besar Teknik Pengairan ini melalui keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (11/8).
Menurut Bisri, perbaikan seluruh aspek yang dilakukan terus menerus akan memberikan landasan riil pada sebuah pemeringkatan. Dengan demikian, persepsi orang dari pemeringkatan tidak berbeda jauh dengan realitas sebenarnya.
Selain itu, Bisri menilai, pemeringkatan para penelitianya ini tentu akan membawa dampak positif pada UB dari dunia internasional. Dunia akan tahu keberadaan UB sehingga akan mempengaruhi pada kerjasama dan kolaborasi riset nantinya. Bahkan, pemberian beasiswa sangat melihat pada pemeringkatan perguruan tinggi ini.
Dengan adanya capaian ini, Bisri mengungkapkan, semua ini karena pihaknya mendukung pendanaan dan fasilitas bagi dosen, baik senior maupun junior. Secara khusus, ia melihat munculnya bibit baru dalam penelitian seperti dari Fakultas Pertanian, FMIPA, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknologi Pertanian. Terlebih, ia menambahkan, adanya motivasi dari berbagai program seperti pelaksanaan PHK (Program Hibah Kompetisi) research group, PHK buku, ketahanan jurnal dan doktor mengabdi.