Senin 22 Jul 2019 17:46 WIB

Peneliti Indonesia Dinilai Perlu Tingkatkan Kualitas

Kepala LIPI menyebut masih banyak peneliti Indonesia berkualifikasi di bawah S3.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kepala LIPI - LT Handoko
Foto: Republika/ Wihdan
Kepala LIPI - LT Handoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko menilai saat ini sebenarnya jumlah peneliti di Indonesia tidak terlalu sedikit. Apabila dibandingkan dengan negara asia tenggara lain seperti Thailand posisi Indonesia masih memiliki lebih banyak peneliti.

"Secara total, jumlah kita tidak terlalu kekurangan karena sesuai data Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017-2045, jumlah peneliti kita 1.071 orang/sejuta penduduk. Ini masih lebih baik dari Thailand, meski masih di bawah Malaysia," kata Handoko pada Republika, Senin (22/7).

Namun, dia menilai hal yang harus ditingkatkan dari peneliti Indonesia adalah dari segi kualitasnya. Sebab, saat ini masih lebih banyak peneliti yang berkualifikasi di bawah S3.

"Yang kalah adalah kualitas yang belum memadai. Sebagai contoh peneliti berkualifikasi S3 hanya sekitar 15 persen saja dari total peneliti," kata Handoko menjelaskan.

Saat ini, berdasarkan data Pusbindiklat LIPI tahun 2018, Indonesia memiliki jumlah peneliti sebanyak 9.669. Jumlah tersebut berasal dari empat tingkat peneliti yakni peneliti pertama, peneliti muda, peneliti madya, dan peneliti utama.

Setiap peneliti tersebut tersebar di 42 kementerian dan lembaga di Indonesia. Kementerian yang memiliki jumlah peneliti terbanyak adalah Kementerian Pertanian dengan jumlah 1.850 peneliti. Sementara itu, LIPI menempati urutan kedua dengan jumlah 1.715 peneliti.

Selanjutnya adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan 819 peneliti. Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan 538 peneliti. Kementerian Kesehatan 515 peneliti. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 460 peneliti.

Badan Tenaga Nuklir Nasional 393 peneliti. Kementerian Perindustrian 477 peneliti. Kemnterian Dalam Negeri 381 peneliti. LAPAN 280 peneliti. Kementerian ESDM 270 peneliti. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 263 peneliti. BPPT 245 peneliti. Kementerian Agama 207 peneliti.

Kementerian perhubungan 160 peneliti. Kementerian Komunikasi dan Informasi 163 peneliti. Kementerian Keuangan 94 peneliti. Kementerian Sosial 87 peneliti. Sekretaris Jenderal DPR RI 81 peneliti. BMKG 82 peneliti. Kementerian Hukum dan HAM 79 peneliti. Lembaga Administrasi Negara 70 peneliti. Badan Informasi Geospasial 60 peneliti. BKKBN 55 peneliti. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 38 peneliti.

Kejaksaan Agung 35 peneliti. Kementerian Koperasi dan UKM 28 peneliti. Kementerian perdagangan 36 peneliti. Kementerian Ketenagakerjaan 25 peneliti. Kementerian pariwisata 23 peneliti. Mahkamah Konstitusi 23 peneliti. Kementerian Pertahanan 18 peneliti. Badan Pusat Statistik 17 peneliti. Badan Pertahanan nasional 18 peneliti. Badan Standardisasi Nasional 15 peneliti. Badan Pengawas Tenaga Nuklir 8 peneliti. Komisi Nasional HAM 10 peneliti. Mahkamah Agung lima peneliti. Arsip Nasional RI tujuh peneliti. Badan Kepegawaian Negara empat peneliti. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman 3 peneliti dan Badan Narkotika Nasional tiga peneliti.

Jumlah total peneliti pertama adalah 2.896 orang, peneliti muda sebanyak 2.859 orang, peneliti madya sebanyak 2.802 orang, dan peneliti utama sebanyak 1.112 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement