REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Trilogi Asep Saefuddin mengatakan, pemerintah harus membuat grand design atau desain besar pendidikan tinggi. Ini harus dilakukan agar perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang kompeten sehingga bisa terserap di dunia industri.
"Dengan grand design yang bagus maka pemerintah bisa lebih lebih fokus pada tata kelola bidang-bidang pembangunan. Misalnya bidang inovasi teknologi, pangan nasional, juga bidang energi," katanya dalam keterangan resmi kepada Republika.co.id (10/9).
Jika ini dikembangkan dengan baik maka hubungan antara perguruan tinggi dan dunia industri akan semakin terkoneksi. Menurutnya, jangan ada dualisme perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) dalam mencari mahasiswa.
PTN bisa fokus pada program pascasarjana dan PTS bisa fokus pada program S1 dan D3. "Ini bisa mendorong pertumbuhan publikasi riset di pendidikan tinggi, jangan malah sibuk bersaing mencari mahasiswa,” kata Asep.
Guna memecahkan masalah jarak antara perguruan tinggi dan dunia industri, maka harus ada kerja bersama antara pemerintah, perguruan tinggi, serta pelaku industri. Hal ini bisa dilakukan dengan pemberian kemudahan oleh pemerintah bagi para pelaku usaha.
Misalnya pelaku usaha bisa diberikan bebas pajak karena sudah mendukung anggaran di perguruan tinggi. Ini akan menguntungkan kedua belah pihak.
Saat ini juga masih ada ketidaksingkronan antara riset dan industri. Tak sedikit riset di perguruan tinggi belum memenuhi kebutuhan riset untuk dunia industri dan masyarakat. "Padahal seharusnya riset yang dilakukan perguruan tinggi bisa memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat," ujar Asep.