Sabtu 30 Dec 2017 22:17 WIB

Unnes Dorong Pengembangan Batik Malon

Cantind dan lilin sebagai bahan utama membatik dikenal secara universal di sentra-sentra penghasil batik.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Cantind dan lilin sebagai bahan utama membatik dikenal secara universal di sentra-sentra penghasil batik.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Universitas Negeri Semarang (Unnes) mendorong pengembangan batik dengan pewarna alami. Mereka mendampingi kelompok pengrajin batik baru yang mulai bertumbuh di Kampung Malon, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah.

"Di Kampung Malon, ada beberapa kelompok pengrajin batik," kata Kepala Pusat Kependudukan dan Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Unnes, Dr Nana Kariada di Semarang, Jumat (29/12).

Di samping dua kelompok Batik Zie dan Batik Salma yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, ada empat kelompok yang mulai tumbuh, yakni Batik Citra, Batik Kristal, Batik Delima, dan Batik Manggis. Pendampingan dan pembinaan terhadap empat kelompok pengrajin batik di Kampung Malon itu dilakukan Unnes bersama PT Indonesia Power. Pendampingan juga didukung Pemerintah Kota Semarang yang menjadikannya sebagai desa binaan.

"Selama ini, masyarakat kan sudah mengenal Kampung Batik di daerah Bubakan. Namun, di situ lebih ke penjualan,'' katanya. ''Kalau di Kampung Malon, kami inginnya, ya, bikinnya di situ, jualnya juga di situ.''

Artinya, kata Nana, produk batik, khususnya dengan pewarna alami bisa menjadi produk khas Kampung Malon yang diandalkan untuk menggaet wisatawan. Apalagi, selama ini sudah mulai banyak wisatawan yang berkunjung.

Berbagai bagian tanaman, diakuinya, bisa dijadikan sebagai bahan pewarna alami batik, seperti "mangrove" atau tanaman bakau, tanaman jenis indigofera, kemudian buah jelawe (Terminalia jewelica). "Diberikan pula bantuan berbagai alat untuk membatik, seperti meja batik, ender, kompor, dan cap batik. Ini juga bagian dari program CSR (corporate social responsibility) PT Indonesia Power," katanya.

PT Indonesia Power, kata dia, mendanai kegiatan. Sementara pelaksanaan pelatihan dan pendampingan kelompok dilakukan oleh LP2M Unnes sehingga pengrajin batik Kampung Malon bisa mandiri dan semakin berkembang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement