REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar Ocheanography Science Week 2018 atau Pekan Sains Oseanografi 2018 pada 19-23 Februari. Pekan ini dalam rangka memperingati ulang tahun riset oseanografi yang ke 113 tahun.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dhirmansyah mengatakan ada beberapa kegiatan yang digelar dalam pekan sains tersebut seperti pelatihan mengenai pemantauan stok teripang di alam, pemantauna sampah laut terdampar di pantai.
"Kami juga melakukan penyusunan indeks kesehatan mangrove dan lamun karena selama ini Indonesia belum mempunyai indeks untuk menyatakan mangrove atau ladang lamun itu sehat atau tidak," kata Dhirmansyah di Jakarta, Selasa (20/2).
Dia mengatakan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI telah memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional, khususnya pada bidang ilmu pengetahuan dan bidang teknologi bidang kelautan.
Misalnya sebagai rujukan mengenai data kondisi ekosistem pesisir dan otoritas ilmiah dari penentuan kuota perdagangan biota laut.
Dhirmansyah mengatakan dibandingkan dengan institusi kelautan lainnya, satuan kerja ini berada pada posisi tertinggi dalam konteks performa riset nasional, terutama untuk bidang keanekaragaman bahari dan oseanografi.
Dalam usianya ke 133 tahun LIPI juga meluncurkan Pusat Data Oseanografi, karena pusat penelitian ini telah memiliki data tentang laut Indonesia sejak 1905.
"LIPI secara konsisten mengumpulkan data dan informasi terkait bidang penelitian oseanografi, salah satu data yang secara konsisten dihasilkan Pusat Penelitian Oseanografi adalah data ekosistem penting di wilayah pesisir seperti terumbu karang, padang lamun, dan mangrove," kata dia.
Dia mengatakan upaya menghimpun data tersebut adalah upaya pertama yang dilakukan oleh Indonesia, data-data tersebut juga dapat diakses melalui situs pusdata.oseanografi.lipi.go.id.