REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mulai bersiap menghadapi abad digital. Salah satu perwujudan menanggapi kemampuan menghubungkan abad digital menghubungkan semua orang tanpa terhambat waktu dan tempat, UNY meresmikan perpustakaan digital.
Dirjen Belmawa Kemenristekdikti, Intan Ahmad mengatakan, perpustakaan digital merupakan salah satu disrupsi zaman. Walau terlihat tidak memiliki banyak buku, perpustakaan UNY memiliki koleksi buku yang begitu banyak.
"Ini bagian dari era disruption, manfaatkan dengan baik," kata Intan saat menghadiri soft launching digital library dan e-learning UNY, Kamis (8/3).
Melalui jaringan Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (Spada), mahasiswa bisa mengambil modul pelajaran dari kampus lain dan mendapat sertifikat sebagai pemenuhan kredit. Cara ini sedang dikembangkan Ristekdikti agar memudahkan mahasiswa mengambil kuliah daring.
Namun, Guru Besar Biologi ITB itu mengingatkan, yang terpenting tetaplah lateral learning dan pembelajaran tatap muka karena ada interaksi sosial. Melalui fasilitas ini, ia melihat disparitas kualitas antar perguruan tinggi bisa pelan-pelan dikurangi.
"Dengan digital learning dan e-learning, disparitas kualitas antar perguruan tinggi bisa pelan-pelan dikurangi, sehingga Indonesia akan menjadi lebih baik," ujar Intan.
Salah satu fasilitas (ruang seminar) di Perpustakaan Digital Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kamis (8/3). (Wahyu Suryana / Republika)
Rektor UNY, Sutrisna Wibawa berharap, perpustakaan digital dapat mendukung dan memperbaiki layanan pendidikan di UNY. Selain itu, ia berharap fasilitas-fasilitas digital dapat pula mempercepat UNY agar dikenal secara nasional dan internasional.
"Dengan digital library yang di dalamnya ada e-learning, e-journal, e-book dan berbagai dokumen akademik secara digital akan memperbaiki kualitas pembelajaran dan penelitian," kata Sutrisna.
Perpustakaan digital UNY sendiri terdiri dari empat lantai dan satu basement seluas 600 meter persegi. Basement itu sendiri berkapasitas 120 uni komputer, lantai satu untuk lobi dan kafe, lantai dua dan tiga untuk ruang kelas pribadi dan ruang kolaboratif.
Lantai dua dan tiga turut memiliki ruang audio visual dan ruang personal computer room berkapasitas 121 komputer. Sedangkan, lantai empat ruang seminar memiliki kapasitas 300 orang dengan fasilitas video conference.
Selain itu, lantai empat memiliki fasilitas proyektor layar besar dengan jaringan ke seluruh dunia. Perpustakaan digital dibangun dengan dana pendamping IDB sebesar Rp28,8 miliar, pengadaan IT Rp 17,2 miliar dan furniture Rp 2,4 miliar.
Perpustakaan Digital Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kamis (8/3) (Wahyu Suryana / Republika)