Selasa 13 Mar 2018 17:04 WIB

Sari Buah Kurma UII Sabet Juara di Sci-Fi Neutron 2018

Mahasiswa menciptakan minuman probiotik yang berasal dari sari buah kurma.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Kurma (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kurma (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Fakultas Kedokteran dari Laboratorium Mahasiswa (Labma) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menunjukkan prestasinya. Kali ini, mereka berhasil meraih juara satu lomba karya tulis ilmiah nasional Scientific and Education for Nutrition Student (Sci-Fi Neutron) 2018.

Sci-Fi Neutron 2018 mengangkat tema "The Secret of Hypertension: The Silent Killer". Sci-Fi Neutron 2018 diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (Himagi) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta pada 9-11 Maret 2018.

Perhelatan dilatarbelakangi kondisi Indonesia saat ini, yang menurut data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2013, masyarakat Indonesia terkena penyakit hipertensi berusia 18 tahun ke atas mencapai 25,8 persen dari total penduduk di Indonesia. Faktanya, penyakit hipertensi ini merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Hipertensi yang kerap disebut silent killer merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis.

Jika dibiarkan, penyakit ini bisa mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal. Ini yang mendasari tiga mahasiswa FK UII Rafik Prabowo, Alfian Novanda Yosanto dan Hilmi Ardian Sudiarto untuk berinovasi.

Mereka mengajukan sebuah inovasi yaitu minuman probiotik yang berasal dari sari buah kurma. Produk ini dibuat dengan mengambil isolat bakteri L, plantarum mut 7 ketela gatot dan L casei rhamnosus THR2 dari growol sebagai minuman alternatif penderita hipertensi.

Para mahasiswa itu berhasil menyabet juara satu mengalahkan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Rafik Prabowo menjelaskan, adanya inovasi Tim UII ini diharapkan bisa dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai produk minuman tersebut.

"Sehingga, nantinya minuman ini benar-benar dapat diterapkan sebagai minuman alternatif bagi penderita hipertensi, selain itu diharapkan inovasi minuman ini dapat mengangkat potensi makanan lokal," kata Rafik, Selasa (13/3).

Ia menambahkan, ketiganya sangat bangga bisa berkumpul dan bersaing dengan teman-teman seperjurusan se-Indonesia, saling berbagai informasi mengenai dunia kesehatan. Namun, sejak awal Rafik optimistis Tim UII tidak kalah bersaing, dan mendapatkan penghargaan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement