REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bagi Mas Farouq Uz Zaman Al Qodry (18 tahun), keterbatasan fisik jelas bukan penghalang untuk meraih asa. Hal itu terus dibuktikan, termasuk saat berhasil diterima masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Farouq merupakan penyandang disabilitas daksa yang berhasil mematahkan semua keraguan. Ia diterima masuk Prodi Kesehatan Hewan Sekolah Vokasi (SV) UGM pada tahun ajaran 2018/2019.
Pria kelahiran Surabaya 1 Januari 2000 silam ini sepintas terlihat biasa, dengan fisik layaknya orang pada umumnya. Namun, sebenarnya kaki kirinya merupakan kaki palsu yang telah dipasang sejak enam tahun silam.
"Saat kelas 6 SD saya main bola dan mengalami patah tulang kaki kiri dan pada bekas operasi tumbuh tumor ganas, sehingga harus diamputasi," kata Farouq, Senin (6/8).
Untuk mendukung aktivitas sehari-hari, putra ketiga dari empat bersaudara pasangan Mas Abdul Aziz Muslim dan Luthiyah ini menggunakan kruk. Itu harus digunakan guna menopang berat tubuhnya.
Meski tubuhnya tidak sempurna lagi, semangat Farouq mengenyam pendidikan yang tinggi terus membara. Ia sudah bertekad untuk terus berjuang di tengah keterbatasan fisiknya agar bisa mandiri dan berhasil di masa depan.
"Berkat dorongan semua pihak, terutama keluarga, saya bisa seperti ini hingga saat ini," ujar alumni SMA 15 Surabaya tersebut.
Walau kondisi fisik tidak lagi sempurna, Farouq memang tidak berpikir untuk berhenti mengejar cita-cita. Tidak heran, ia begitu bahagia saat dinyatakan diterima masu UGM lewat jalur seleksi berdasar hasil nilai tes UTUL UGM.
Ia berharap, ke depan bisa mengikuti perkuliahan dengan lancar serta lulus tepat waktu. Mimpi Farouq sungguh mulia, bisa bekerja di lembaga penelitian bidang kesehatan hewan dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa.