Rabu 31 Oct 2018 19:29 WIB

Kemenristekdikti Dorong Pertumbuhan Startup Berbasis IT

Pertumbuhan start up dalam bidang pangan memang paling tinggi

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Startup. Ilustrasi
Foto: expertbeacon.com
Startup. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus mendorong tumbuhnya start up berbasis teknologi informasi. Potensi alam dan pangan yang melimpah mesti dijadikan modal awal untuk membangun usaha-usaha baru.

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe menyampaikan, saat ini pertumbuhan start up dalam bidang pangan memang paling tinggi ketimbang bidang lainnya yakni 36 persen. Namun menurut dia, masih banyak potensi alam yang belum tersentuh teknologi dan inovasi.

"Sumber daya alam, seperti kopi, coklat perikanan juga, bagaimana masyarakat punya kemampuan untuk membangun start up baru," ungkap Jumain dalam Workshop Inovasi dan Transformasi Digital di Gedung BPPT Jakarta, Rabu (31/10).

Jumain mengungkapkan, saat ini DPR juga telah menyepakati program dan konsep-konsep inovasi dimasukkan dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Sinas IPTEK. Dengan adanya payung hukum yang jelas, diharapakan inovasi digital semakin berkembang pesat.

"Sekarang ini kita harus semakin gesit merespon perubahan teknologi dan revolusi industri 4.0. Pemerintah semakin komit untuk mendukung teknologi," kata Jumain.

Dia menyampaikan, hingga tahun 2018 ini pendanaan dan pembinaan telah diberikan kepada 923 startup dan calon start up yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum dan dosen atau peneliti. Hal itu sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan rintisan ekonomi Indonesia.

Mengingat saat ini pertumbuhan usaha rintisan Indonesia masih sangat kecil yaitu hanya 2 persen dari populasi penduduk Indonesia dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Sepeti Singapura tercatat sebanyak 7 persen, Malaysia sebanyak 5 persen, Thailand 4,5 persen dan Vietnam sebanyak 3,3 persen dari jumlah populasi penduduk.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement