Rabu 06 Mar 2019 09:35 WIB

UII Ajukan Prodi Rekayasa Tekstil

Kebutuhan tenaga kerja industri tekstil di Indonesia begitu tinggi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Industri tekstil, ilustrasi
Industri tekstil, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) mengajukan program studi rekayasa tekstil. Kebutuhan tenaga kerja industri tekstil di Indonesia begitu tinggi. Sayangnya, sumber daya manusia bidang tekstil justru semakin berkurang dari hari ke hari.

Ketua Prodi Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri UII Suharno Rusdi mengatakan, kebutuhan itu mendorong UII membuka Prodi Rekayasa Tekstil. Tentu, lewat kurikulum sesuai nomenklatur tekstil sebagai Ilmu Terapan.

Baca Juga

Suharno merasa, sebenarnya istilah yang lebih tepat bukan membuka tapi lebih ke mengembangkan. Pasalnya, UII sendiri sudah pernah memiliki Prodi Rekayasa Tekstil, tapi pada 1995 melebur dari program studi menjadi konsentrasi.

Ia menerangkan, prodi sudah disiapkan dan diajukan ke Kementerian Ristek Dikti dan dalam waktu dekat UII akan menerima SK. Pendidikannya akan mengacu ke Accreditation Board of Engineering and Technology (ABET) AS.

"Kita komitmen membuka Prodi Rekayasa Tekstil, kurikulum sudah disetujui Dikti, tinggal menunggu administrasi dan rencananya akan kita buat satu kelas sarjana dengan sekitar 45-50 mahasiswa," kata Suharno di FTI UII, Selasa (5/3).

Dekan Fakultas Teknik Industri UII, Hari Purnomo menjelaskan, kehadiran Prodi Rekayasa Tekstil memang diperlukan lantaran kebutuhan tenaga tekstil sangat besar. Terlebih, tenaga ahli tekstil sangat kurang di Indonesia.

Untuk itu, setelah pemerintah membuka nomenklaturnya, UII segera mengajukan pembukaan Prodi Rekayasa Tekstil. Hari ini, ia menekankan, UII sudah miliki laboratorium untuk tekstil dengan sumber daya yang cukup besar.

Senada, ia menegaskan, di UII Prodi Rekayasa Tekstil tidak pernah ditutup tapi berubah menjadi konsentrasi. Karenanya, dengan program serupa yang selama ini terus berjalan mereka yakin membuka Prodi Rekayasa Tekstil.

Hari menambahkan, industri tekstil dan produk tekstil memiliki peran strategis. Karenanya, ia berharap, ke depan Indonesia bisa terus mengembangkan potensi besar yang dimiliki industri tekstil dan produk tekstil.

"Karena produk yang dihasilkan mulai dari bahan baku sampai dengan barang konsumsi mempunyai keterikatan baik antar industri maupun sektor ekonomi lainnya," ujar Hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement