REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pustek) Universitas Gadjah Mada kembali mengadakan sekolah rakyat. Sekolah diperuntukkan kepada para petani, penyuluh, pertanian dan pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sekolah rakyat sendiri dihadirkan dalam rangka pengenalan sistem pertanian terpadu dan penerapan teknologi Internet of Things (IoT). Utamanya, bidang pertanian untuk peningkatan kesejahteraan para petani.
Koordinator Sekolah Rakyat Pustek UGM, Adi Wibowo, mengatakan kegiatan sekolah tani kali ini merupakan rangkaian program sekolah rakyat. Tujuannya, untuk meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat yang berkecimpung dalam pertanian.
"Kami mengundang pelaku bisnis, penyuluh pertanian dari Wonogiri, Pacitan, Gunungkidul dan Sleman untuk mengikuti kegiatan ini," kata Adi saat ditemui di Kantor Pustek UGM, Rabu (20/3).
Kegiatan berbagi pengetahuan dan pengalaman petani, peneliti dan pelaku bisnis ini dilaksanakan gratis. Harapannya, dapat meningkatkan peran masyarakat petani dan pelaku usaha dari sektor yang semakin ditinggalkan generasi muda tersebut.
Peneliti Pustek UGM, Ambar Pertiwiningrum menuturkan, Pustek memang berkomitmen membela ekonomi kerakyatan dengan cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya melalui pengembangan sektor pertanian.
"Tentu pertanian erat hubungannya dengan pangan, namun pertanian harus terintegrasi agar muncul nilai dan dampak ekonominya," ujar Ambar.
Ia merasa, usaha pengenalan teknologi IoT dalam bidang pertanian masih sangat minim. Karenanya, pengenalan ini akan terus digalakkan Pustek, bahkan akan pula dikenalkan kepada siswa-siswa SMK pertanian.
Terlebih, ada rencana merevitalisasi SMK untuk mendukung program ketahanan pangan. Nantinya, mereka berharap, siswa-siswa SMK tidak cuma menjadi pekerja, namun menciptakan lapangan kerja lewat agropreneur.