REPUBLIKA.CO.ID, BOJONGSOANG -- Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Persatuan Islam (Persis) Bandung terus mendorong agar mahasiswa dan lulusannya bisa menjadi wirausaha. Selain bekerja di bidang yang sesuai dengan pendidikannya di kampus selama ini. Tidak hanya itu, mereka yang bergelut di bidang usaha harus tetap memiliki karakter dan paham agama sesuai perkembangan zaman.
"Kalau (STAI) Persis komitmen pendidikan itu Tafaqquh Fi Din. Semua sarjana memahami agama dengan perkembangan agama dan skill. Ketika sarjana gak nganggur dan faktanya alhamdulillah gak nganggur," ujar Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STAI Persis Bandung, Latief Awaludin, Jumat (29/3).
Ia mengungkapkan, banyak lulusan STAI Persis yang bekerja sesuai dengan jurusan yang ditempuhnya di kampus saat ini. Namun banyak juga yang berwirausaha melalui bisnis usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) maupun bergelut membangun sekolah dasar Islam terpadu (SD IT).
"Walaupun mereka (mahasiswa dan lulusan) secara keilmuan guru agama tapi faktanya kebanyakan alumni tarbiyah menjadi wirausaha, punya usaha," ungkapnya.
Ia mengatakan secara kelembagaan pihaknya menyusun kurikulum diantaranya terdapat materi kewirausahaan. Serta membentuk Baitul Mal Wattamwil (BMT) sebagai sarana laboratorium usaha mahasiswa.
Latief mengatakan saat ini jumlah mahasiswa S1 STAI Persis Bandung mencapai 1300 mahasiswa. Sementara lulusannya mencapai kurang lebih 3000-4000 mahasiswa. Banyak diantaranya juga berwirausaha dengan memanfaatkan fasilitas internet melalui usaha online.