REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) meluncurkan aplikasi PDDikti Mobile di Jakarta, Selasa (9/7). Aplikasi ini untuk membantu calon mahasiswa yang gagal lolos seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2019 mendapatkan informasi perguruan tinggi (PT), mulai dari akreditasi universitas hingga program studi (prodi).
"Apabila peserta SBMPTN 2019 gagal, masih ada jalur ujian mandiri yang diselenggarakan di masing-masing PTN maupun perguruan tinggi swasta (PTS). Untuk kepastian data dan profil pendidikan tinggi yang akan dipilih tolong cek di aplikasi PDDikti Mobile," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir usai konferensi pers pengumuman SBMPTN 2019, di Kemenristekdikti, di Jakarta, Selasa (9/7).
Semua data yang ditampilkan di aplikasi berasal dari pelaporan data perguruan tinggi yang telah dilaporkan masing-masing perguruan tinggi. Selain itu, ia menyebut, aplikasi ini juga menampilkan data akreditasi perguruan tinggi dan program studi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Dengan demikian, aplikasi ini diharapkan bisa memberikan informasi yang lengkap kepada publik supaya tidak mencari perguruan tinggi yang belum terakreditasi atau tidak terdaftar.
"Aplikasi ini bisa menjadi rujukan informasi perguruan tinggi dimanapun dan kapanpun. Aplikasi ini dapat diunduh melalui play store secara gratis," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Ismunandar menambahkan, nantinya pengguna tinggal melakukan pencarian dalam aplikasi tersebut dengan cara masuk ke dalam menu pencarian kemudian mengisi kolom daftar nama PT dan diikuti nama prodi. Untuk lebih memudahkan pencarian yang lebih spesifik bisa mengisi kolom provinsi/kota perguruan tinggi.
"Kemudian nanti akan muncul informasi akreditasi PT, prodi hingga daya tampungnya. Aplikasi PDDikti diharapkan bisa memberikan informasi mengenai PT hingga program studi, jadi mereka (calon mahasiswa) tidak memilih prodi maupun universitas yang belum terakreditasi," ujarnya.