Rabu 02 Oct 2019 21:46 WIB

Kemenristek Jadikan Untirta Pusat Kajian Pangan di Banten

Produk pangan di Banten diharapkan bisa memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Dwi Murdaningsih
Stok Pangan  (Ilustrasi)
Foto: Al IRAQI
Stok Pangan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Kementerian riset, teknologi dan pendidikan tinggi menjadikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sebagai pusat kajian food security atau ketahanan pangan di Banten. Hal ini dijelaskan Direktur Jendral Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristek Dikti, Ali Ghufron Mukti saat soft launching gedung Untirta kampus lima di Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten.

Menurutnya, kajian terkait pangan ini nantinya tidak hanya untuk pengembangan produk pangan saja, namun juga untuk pengembangan teknologinya. Dengan kajian tersebut, diharapkan produk pangan di Banten selain bisa memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri tapi juga bisa memenuhi kebutuhan nasional bahkan untuk komoditas ekspor.

Baca Juga

"Kami harap Untirta menjadi center of excellent dalam hal food security atau ketahanan pangan. Tidak hanya untuk keperluan di Banten tapi juga bisa memenuhi kebutuhan nasional bahkan hingga luar negeri," kata Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristek Dikti, Ali Ghufron Mukti, Rabu (2/10).

Dengan adanya pembangunan kampus baru yang fasilitasnya didanai Islamic Developement Bank (IsDB) sepenuhnya, dirinya berharap kajian tentang pangan di Untirta semakin maksimal bahkan bisa menjadi pusat kajian pangan di Banten. Meski begitu, Ali juga menginginkan agar kajian yang dilakukan tidak hanya melulu tentang penelitian produk pangan, tapi juga menyangkut inovasi teknologi pangan.

Selain itu, kajian pangan ini dilakukan demi mengembangkan ekonomi berbasis pada pengetahuan. Selama ini, kata Ali hasil produk pangan lebih banyak menitikberatkan pada sumber daya alam saja. "Ekonomi itu kami harap tumbuh tidak hanya berbasis pada Sumber Daya Alam tapi juga pada sumber daya manusia, juga berbasis pada pengetahuan," ucapnya.

Rektor Untirta, Fatah Sulaiman mengatakan bahwa kajian pangan ini memang merupakan mandat yang diberikan kepada Untirta yang dalam penerapannya sudah disiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melakukannya.

"Menjadi pusat kajian ketahanan oangan itu memang menjadi mandatory, maka kami siapkan pusat kajian ketahanan pangan terutama inovasi pangan lokal. Riset itu akan dilakukan di Untirta seperti contohnya bagaimana Talas beneng supaya dibuat kualitasnya sama dengan produk karbohidrat lain," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement