REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemdikbud pada tahun 2015 akan melakukan uji coba pelaksanaan UN SMP secara daring/online di beberapa provinsi setelah sebelumnya dilakukan uji coba daring di dua Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), yaitu di Malaysia dan Singapura.
"Jadi anak-anak di depan komputer mengerjakan soal, kemudian hasilnya kita langsung ambil dari sini (Jakarta). Saat itu juga kita langsung tahu nilainya," kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemdikbud Nizam, usai jumpa pers tentang hasil UN SMP/Mts di Jakarta, Jumat (13/6).
Nizam mengatakan nilai para peserta UN daring di sekolah Indonesia di Malaysia dan Singapura tersebut bagus-bagus, dan telah dipakai untuk kelulusan.
"Sudah jalan. Terbukti bahwa itu bisa meskipun servernya ada di Jakarta dan ujiannya di sana, tanpa ada kendala apa-apa, dan 100 persen lulus, nilainya bagus juga," ujarnya.
Puspendik Kemdikbud pun telah menawarkan pelaksanaan UN SMP secara daring pada tahun depan kepada pemerintah provinsi. Ada beberapa provinsi yang telah menyetujuinya, antara lain DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Nizam mengakui dengan sistem daring dalam pelaksanaan UN SMP tersebut, Puspendik Kemdikbud akan bekerja lebih keras. Namun UN secara daring ini dinilai lebih efisien karena dapat menghemat anggaran dan hasilnya pun langsung bisa diketahui dengan cepat.
Untuk kesiapan teknologi informasi, Nizam menjelaskan, Indonesia telah memiliki Desa Berdering di seluruh tanah air, dan sekolah-sekolahnya pun telah memiliki komputer.
"Tidak harus jumlah komputernya sama dengan jumlah siswa. Bisa bergantian. Soal bisa kita acak, kita ganti," katanya menjelaskan.
Selain itu Puspendik juga telah berkoordinasi dengan Ditjen Pendidikan Dasar dan Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) yang siap mendukung pelaksanaan UN SMP secara daring.