Sabtu 12 Jul 2014 02:30 WIB

UNY Kembangkan Buku Ajar Interaktif dan Real Time

Universitas Negeri Yogyakarta
Foto: [ist]
Universitas Negeri Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Tim mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta membuat dan mengembangkan Buku Belajar Berbasis "Augmented Reality" sebagai media pembelajaran kreatif dan inovatif pada siswa sekolah menengah atas.

"Kami mengharapkan buku ajar itu bisa menjadi solusi yang tepat sebagai media pembelajaran kreatif dan inovatif untuk mengembangkan model belajar konstruktivisme pada siswa SMA," kata koordinator tim Bangkit Sudrajad di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, Buku Belajar Berbasis "Augmented Reality" (Bubbar) dibuat dengan memasukkan konten Augmented Reality (AR) ke dalam buku pelajaran.  AR adalah penggabungan antara objek virtual dengan objek nyata, bersifat interaktif secara "real time", dan bentuknya bisa bermacam-macam.

"AR bisa dibuat dengan berbagai 'software' Library Augmented Reality, salah satunya ARToolkit. Dengan ARToolkit dapat dibuat aplikasi AR dan Marker (gambar berpola) yang saling mengintegrasikan konten AR dengan buku pelajaran," katanya.

Ia mengatakan dengan terciptanya buku pelajaran dan aplikasi AR yang saling terintegrasi itu diharapkan bisa mendukung model pembelajaran konstruktivisme pada siswa SMA. Dengan demikian siswa tidak harus selalu bergantung kepada guru dalam poses belajar.

"Siswa bisa belajar sendiri dari buku pelajaran berbasis AR yang dapat menampilkan berbagai informasi visual seperti gambar, grafik, model animasi tiga dimensi atau video pembelajaran untuk mendukung pemahamannya," katanya.

Menurut dia, selama ini masih banyak pihak beranggapan bahwa berhasil tidaknya proses pembelajaran di sekolah tergantung pada kinerja guru. Guru seolah-olah menjadi satu-satunya sumber ilmu bagi siswa.

Sejak sekolah dasar (SD), guru selalu menuntun siswa dalam proses pembelajaran, bahkan hingga tingkat SMA banyak siswa yang masih bergantung pada guru dalam pembelajaran di sekolah. Hal itu tentu tidak sesuai dengan tujuan pendidikan.

"Oleh karena itu kebiasaan belajar siswa itu harus diubah ke arah model pembelajaran yang lebih baik yakni model pembelajaran konstruktivisme," katanya.

Anggota tim mahasiswa itu adalah Purwoko Haryadi Santoso, Tika Asnay Aswiya, dan Adzan Ramadhan DP.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement