Kamis 02 Oct 2014 20:52 WIB

Kualitas Guru di Indonesia Harus Diperbaiki

Rep: c91/ Red: Muhammad Hafil
 Mendikbud Muhammad Nuh memberikan penjelasan Kurikulum 2013 kepada para guru di Provinsi Papua, 15 Juli 2014.
Mendikbud Muhammad Nuh memberikan penjelasan Kurikulum 2013 kepada para guru di Provinsi Papua, 15 Juli 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas guru harus ditingkatkan demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengatakan, guru ibarat supir yang harus mengantarkan penumpang atau para siswanya menuju kesuksesan.

"Bagaimana pelajar Indonesia mau berkualitas, bila gurunya tak berkualitas," ujarnya dalam Seminar Hari Guru Internasional, di Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kamis (2/10). Meski begitu, menurutnya guru tak bisa sepenuhnya disalahkan.

Ia menjelaskan, Kurikulum 2013 yang ada sekarang, tak dipahami oleh banyak guru sehingga, banyak guru yang salah dalam memperlakukan siswanya. Retno menambahkan, hal itu karena pemerintah kurang memberikan pelatihan mengenai kurikulum itu kepada para guru.

"Bagi saya tanpa undang-undang pun, asalkan gurunya berkualitas, pendidikan kita bisa berjalan baik," tegasnya. Ia juga menyayangkan sikap pemerintah yang seolah menutup mata melihat fakta tersebut.

Retno mengungkapkan, banyak guru yang memiliki banyak jam mengajar, sehingga tak sempat lagi belajar untuk memperbarui keilmuannya. "Lalu apa yang bisa kita harapkan dari guru seperti itu?" Katanya.

Ia berharap agar pemerintahan baru yang dipimpin Joko Widodo nanti bisa fokus memperbaiki kualitas guru. Baginya pendidikan untuk guru perlu diperhatikan sejak awal, termasuk sistem pengajaran di kampusnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement