Jumat 17 Oct 2014 14:30 WIB

Duh, Kesenjangan Kualitas Antarmadrasah Masih Tinggi

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
ketua umum badan kontak majelis taklim (bkmt) tutty alawiyah as
Foto: dok.bkmt
ketua umum badan kontak majelis taklim (bkmt) tutty alawiyah as

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meninjau kondisi madrasah di Indonesia, Pakar Pendidikan Islam sekaligus Rektor Universitas Islam As Syafiiyah Tuty Alawiyah menilai kesenjangan kualitas antarmadrasah masih tinggi.

Menurut mantan Menteri Peranan Wanita di era Presiden BJ Habibie ini, di satu daerah ada banyak madrasah yang masih minim fasilitas dan tenaga pengajarnya, di daerah lain, tak sedikit madrasah yang berkualitas tinggi.

"Termasuk dalam segi biaya pendidikannya pun terjadi kesenjangan, madrasah yang sangat mahal biasanya berkualitas baik, sementara yang murah biasanya sebaliknya," kata dia ketika dihubungi Republika Jumat (17/10).

Kesenjangan kualitas dan biaya pendidikan di madrasah tersebut, kata Tuty, harusnya segera ditangani pemerintah sebab semua anak Indonesia berhak memperoleh pendidikan berkualitas dengan biaya yang terjangkau.

Caranya, sebaiknya pemerintah melakukan monitoring terhadap keberlangsungan pendidikan di madrasah yang kebanyakan berstatus swasta. Setelah itu, ditindaklanjuti dengan menetapkan standar maksimal biaya pendidikan bagi siswa madrasah.

Ia menyadari, tingginya biaya pendidikan untuk madrasah berkualitas disebabkan pengadaan fasilitas yang lengkap serta pengadaan tenaga pengajar yang baik.

Maka, untuk menutupi biaya tersebut, sekolah dapat melakukan subsidi silang sehingga anak-anak yang terbatas ekonominya pun dapat menikmati pendidikan madrasah berkualitas. "Ini semua harus dibantu pemerintah secara masif," tuturnya.

Dengan anggaran pemerintah yang besar untuk pendidikan, lanjut dia, seharusnya negara bisa menyediakan perangkat pendidikan yang cukup sehingfa tidak ditemukan lagi madrasah-madrasah dengan kondisi memprihatinkan di tengah keberadaan madrasah berkualitas berbiaya tinggi.

Disebutkannya, negara tetangga seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan Singapura telah tampak baik dalam pemerataan fasilitas pendidikan ini.

"Saya dengar juga banyak anggaran negara yang belum terpakai, ini kan sayang. Padahal seharusnya bisa dialokasikan untuk madrasah yang membutuhkan," jelas wanita yang dipercaya memimpin Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) ini menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement