Ahad 01 Mar 2015 14:33 WIB

Kota Solo Belum Terima POS UN 2015

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Djibril Muhammad
Siswa SMA saat melaksanakan ujian nasional.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Siswa SMA saat melaksanakan ujian nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Hingga saat ini Pedoman Operasional Standar (POS) Ujian Nasional (UN) untuk 2015 belum ada. "Kami belum terima POS UN 2015," tutur Etty Retnowati, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Solo, Sabtu (28/2).

Etty mengaku, sempat membaca sebagian isi POS UN 2015 yang belum disahkan. Tetapi, kata dia, hanya sepotong-potong saja. Belum menyeluruh. Oleh karena itu, Dikpora belum berani menjalankan.

Sejauh ini, kata Etty, Dikpora Kota Solo berpedoman pada POS UN tahun lalu. Paling tidak, dipakai sebagai pedoman persiapan. "Mudah-mudahan tidak terlalu banyak bedanya. Atau minimal tak ada perubahan mendasar," katanya seraya berharap.

UN CBT Diujicoba

Soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UN CBT) tidak diberlakukan pada semua sekolah. Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kacung Marijan, saat mendampingi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah, Anies Baswedan mengunjungi Kota Solo, beberapa waktu lalu.

Menurut Kacung, uji coba pada Ujian Nasional mendatang, UN CBT hanya diberlakukan pada beberapa sekolah saja. Uji coba ini, hanya diperuntukkan bagi sekolah dengan kelengkapan komputer tertentu.

"Sepengetahuan saya, sudah akan mulai diujicobakan kepada beberapa sekolah tahun ini. Namun, kita juga melihat bagaimana kesiapan infrastruktur yang ada di sekolah. Kalau sekolah belum ada komputer, ya tentu saja tidak dilakukan UN CBT," kata Kacung.

Ihwal teknisnya, bagi sekolah telah menyediakan sejumlah fasilitas komputer untuk siswa bisa mengikuti UN CBT. Namun bagi yang belum, tentu saja tidak masalah, karena masih masa ujicoba.

Menurut Anies Baswedan, seusai kunjungan menyatakan, pemberlakuan UN CBT mampu menyelesaikan permasalahan distribusi soal, kebocoran soal ujian dan lainnya. UN CBT juga menghemat anggaran pengadaan soal ujian.

Indonesia ini, kata Anies, negeri yang besar. Menyelenggarakan ujian serentak pada semua sekolah, tentu merupakan tantangan bagi distribusi logistik. Kalau menggunakan kertas, maka waktunya harus sama. ''Sekarang kami buat dengan media komputer,

agar lebih ringkas dan lebih efisien waktu dan anggaran,'' katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement