REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Tawuran pelajar kerap terjadi di wilayah Jabotabek. Baru-baru ini, tawuran antar pelajar SMK Yuppentek dengan SMK PGRI 2 menewaskan satu orang.
Pengamat pendidikan, Arief Rahman Hakim mengatakan kalau sekolah-sekolah yang kerap bertikai harus mengadakan kegiatan bersama. Katanya, hal ini akan memeberikan pemahaman kepada tiap pelajar bahwa sekolah-sekolah itu memiliki pelajar yang baik.
"Karena biasanya sekolah itu kan punya musuh bebuyutan," terang Arief kepada Republika, Selasa (7/4) di Tangerang.
Selain itu, Arief mengatakan perlunya pembatasan media semisal internet atau televisi yang sifatnya memicu kekerasan harus dihentikan. Jelasnya, anak-anak remaja suka meniru adegan yang ada dalam media-media tersebut.
Lanjutnya, Arief mengatakan sekolah juga harus memberi sanksi yang jelas kepada anak-anak yang memicu tawuran atau yang menjadi tokoh untuk mengajak teman ikut serta. "Sebab biasanya bukan semua tapi satu dua saja yang suka tawuran," terang Arief.
Arief menambahkan untuk menghindari tawuran sekolah juga bisa kegiatan lebih di sekolah mereka. Pasalnya, jelas Arief, remaja SMA atau SMK memiliki semangat yang berlebih.
"Kegiatan olahraga atau kesenian bisa menjadi penyalur enerji bagi mereka," terang Arief.
Seperti diketahui, Ahmad Arifin (17) seorang siswa SMK PGRI 2 mengalami luka bacok di bagian wajah setelah terlibat tawuran. Meski sempat mendapatkan pertolongan medis di RSU Kota Tangerang, nahas nyawa Ahmad tak bisa diselamatkan.
Terkait hal tersebut Arief meminta pihak berwenang untuk menangkap pelaku penusukan tersebut. Arief menambahkan pelaku penusukan itu juga harus dikenankan hukum pidana sesuai dengan undang-undang.
Arief menegaskan kalau kegiatan tawuran harus dihentikan dan tidak boleh dibiarkan. Jelasnya, hal tersebut jangan dianggap sebagai suatu budaya dari semua pelajar dimanapun.
"Pelajar tugasnya belajas dengan baik," tegasnya.
Sementara Kapolsek Tangerang, Kompol Bambang Gunawan mengungkapkan korban dilarikan kerumah sakit dengan keadaan samurai masih menancap di alis. "Korban dikeroyok dan dibacok dengan samurai mengenai bagian alis mata kanan," jelas Bambang.
Bambang mengatakan tawuran antar pelajar SMK Yuppentek dengan SMK PGRI 2 itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, Senin (6/4) kemarin. Jelas Bambang, saat itu korban bersama teman-temannya sedang nongkrong di taman Cikokol sebelum diserang rombongan SMK Yuppentek.