Senin 20 Apr 2015 08:25 WIB

Gerakan Seribu Guru Mengajar di Pedalaman NTT

Murid kelas IX SMPN 65 melakukan kegiatan belajar mengajar di ruangan sementara di Sekolah Dasar Negeri 12 Pagi, Sunter Jakarta Utara, Kamis (16/4).(Republika/Raisan Al Farisi).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Murid kelas IX SMPN 65 melakukan kegiatan belajar mengajar di ruangan sementara di Sekolah Dasar Negeri 12 Pagi, Sunter Jakarta Utara, Kamis (16/4).(Republika/Raisan Al Farisi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gerakan 1000 Guru Kupang akan mengadakan "traveling and teaching" di sekolah-sekolah daerah pedalaman Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya di daratan pulau Timor dalam waktu dekat ini dalam rangka hari pendidikan nasional. Ketua Gerakan 1000 Guru Kupang Meilani Komalig mengatakan gerakan ini baru dibentuk awal April 2015.

"Gerakan ini baru dibuka di Kupang, namun di daerah lain luar NTT sudah ada. Tujuannya adalah ingin meningkatkan pendidikan di NTT, khususnya di daerah-daerah pedalaman," katanya, Ahad (19/4).

Menurut dia, gerakan ini dibentuk karena prihatin dengan pendidikan di NTT terlebih di daerah pedalaman yang masih terbelakang. Ia memberi contoh Sekolah Dasar Inpres Aisio, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Fasilitas sekolah seperti gedung dan perlengkapan yang dibutuhkan anak-anak di sekolah sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan sekolah di Kota Kupang.

"Beberapa waktu lalu kami telah mensurvei sekolah-sekolah itu. Gedungnya sudah bertahun-tahun tapi masih terbuat dari bebak, sementara itu perpustakaannya juga belum ada," katanya.

Oleh karena itu, sejumlah guru pendatang yang berasal dari universitas yang berbeda di Jakarta dan dari jurusan yang berbeda tersebut berniat mendirikan gerakan tersebut demi peningkatan sistem pendidikan di NTT, khususnya di pelosok NTT. Disamping memberikan bantuan kepada sekolah yang dikunjungi, pihaknya juga akan berekreasi di tempat pariwisata yang masih natural, dan kemudian memperkenalkan tempat wisata tersebut ke media-media sosial agar lebih dikenal, sesuai dengan tema "traveling and teaching".

Ia menambahkan saat ini yang tergabung dalam gerakan 1000 guru Kupang tersebut hanya 11 orang yang semuanya merupakan guru-guru pendatang. Namun ia berharap anak-anak muda yang bisa mengajar dan peduli dengan pendidikan di NTT bisa ikut bergabung dalam gerakan tersebut. "Untuk tindak lanjutnya, nanti 2 Mei 2015 kami akan melakukan kunjungan ke SD Inpres Aisio untuk memberikan sedikit bantuan berupa buku, dan tas sekolah bagi anak-anak di sekolah itu," tambahnya.

Terkait dana pembentukan gerakan tersebut, ia mengatakan diperoleh dari dana sukarela yang dipungut dari ke-11 guru tersebut, kemudian mengembangkan uang tersebut dengan berbisnis baju, menjual makanan ringan yang bisa menghasilkan dana untuk bisa menghidupi gerekan tersebut. Untuk saat ini, kemungkinan program baru ada di Kupang. Nantinya, jika sudah banyak relawan maka akan diperluas ke sekolah di NTT khususnya di pelosok-pelosok yang jarang diperhatikan.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement