Rabu 06 May 2015 23:52 WIB

Pendidikan Harus Peduli Kesejahteraan Akal Budi

 Aksi memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS 2015) di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (3/5).  (Republika/Agung Supriyanto)
Aksi memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS 2015) di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (3/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pendidikan harus peduli pada kesejahteraan akal budi, emosi, spiritual, dan fisik seseorang, kata peneliti Association for Living Values Education, Hong Kong, Christopher Drake.

"Inti dari konsep pendidikan tersebut adalah memandang seseorang sebagai manusia utuh yang berpikir, merasa, menilai, berbeda secara budaya tetapi juga bagian dari satu keluarga dunia," katanya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (6/5).

Pada "3rd International Conference On Educational Research and Innovation (ICERI) 2015", ia mengatakan pendidikan nilai bukan sekadar mata pelajaran dalam kurikulum, tetapi yang terutama adalah pedagogi. "Pedagogi adalah falsafah pendidikan dan cara yang mengilhami serta mengembangkan nilai-nilai positif di dalam kelas," katanya.

Menurut dia, pengajaran berdasarkan nilai-nilai dan refleksi terpandu mendukung proses pembelajaran sebagai sebuah proses pemberian makna, memberi kontribusi bagi pengembangan cara berpikir kritis, imajinasi, pemahaman, kesadaran diri, keterampilan intrapersonal dan interpersonal serta mempertimbangkan orang lain.

"Agar memungkinkan adanya suasana belajar yang berdasarkan nilai, para pendidik tidak hanya diharapkan memiliki latar belakang pendidikan pengajar yang berkualitas dan pengembangan diri dalam hal profesi secara terus menerus, mereka juga butuh dianggap bernilai, dirawat dan dipedulikan di dalam lingkup masyarakat belajar," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement