Jumat 26 Jun 2015 12:45 WIB

Minat Sarjana Jadi Guru di Daerah Tertinggal Makin Tinggi

Red: Dwi Murdaningsih
Siswa-siswi Sekolah Dasar Petamburan 2 melaksanakan kegiatan belajar mengajar di ruang perpustakaan, Jakarta Barat, Rabu (26/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Siswa-siswi Sekolah Dasar Petamburan 2 melaksanakan kegiatan belajar mengajar di ruang perpustakaan, Jakarta Barat, Rabu (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Minat para sarjana untuk masuk Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal cukup tinggi yang jumlahnya mencapai ribuan orang. "Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) adalah untuk menutupi kekurangan tenaga guru di berbagai daerah di seluruh Indonesia," kata Humas Universitas Negeri Medan (Unimed) Muhammad Surif di Medan, Kamis (25/6).

Menurut dia, kegiatan SM-3T tersebut merupakan program dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Seleksi Program SM-3T Angkatan V Tahun 2015 dilaksanakan secara online di Unimed pada 20-23 Juni. Materi tes tersebut mencakup tiga bidang uji, yakni Tes Potensi Akademik, Tes Kemampuan Dasar, dan Tes Kemampuan Bidang Studi.

"Seleksi tersebut diikuti sebanyak 1.119 orang sarjana dari berbagai universitas yang ada di Sumatera Utara dan di luar Pulau Jawa," ucap Surif.

Ia menyebutkan, program tersebut juga sekaligus menciptakan guru-guru yang profesional dan peduli terhadap peningkatan pendidikan di daerah. Peserta SM-3T itu akan mengabdi di daerah selama satu tahun, kemudian akan diberikan pendidikan Program Profesi Guru (PPG) secara gratis selama satu tahun. "Program tersebut akan mendukung peningkatan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia dan dapat memenuhi kebutuhan guru di daerah 3T," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement