REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK--Pemerintah Kota Pontianak dalam waktu dekat akan menerapkan jam belajar siswa selama lima hari kerja bagi sekolah negeri, kata Wali Kota Pontianak Sutarmidji.
"Pemangkasan hari belajar siswa yang semula enam hari menjadi lima hari ini akan diterapkan untuk tingkat SD dan SMP/sederajat," kata Sutarmidji di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan dalam waktu dekat penerapan jam belajar selama lima hari untuk tingkat SD dan SMP/sederajat dulu, sehingga hari Sabtu tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah tersebut.
"Saya berharap ada kajian-kajian yang komprehensif terkait kebijakan itu," ujarnya.
Kegiatan belajar mengajar yang berlaku saat ini adalah enam hari yakni mulai hari Senin hingga Sabtu. Apabila hari belajar siswa diberlakukan selama lima hari maka kegiatan belajar dimulai hari Senin hingga Jumat, sedangkan hari Sabtu libur, katanya.
Sekolah lima hari ini tidak mengurangi jumlah jam pelajaran selama sepekan karena akan ada penambahan jam belajar untuk hari-hari tersebut, dengan menyesuaikan jam belajar yang ada. Menurutnya, pemberlakuan sekolah lima hari ini dalam rangka memberikan waktu istirahat dan bermain yang lebih leluasa bagi anak-anak.
"Karena waktu sehari libur, yakni hari Minggu untuk refreshing bagi anak-anak tidak cukup untuk mengembalikan dan memulihkan kebugaran mereka dalam menerima materi pelajaran," ujarnya.
Ia berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak segera mengkaji penambahan jam belajar dalam lima hari masuk sekolah itu, dengan meniadakan atau meliburkan kegiatan belajar pada hari Sabtu. "Nah saya tidak mau menunggu terlalu lama supaya ini bisa terealisasi secepatnya," katanya.
Selain itu, Sutarmidji menegaskan kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolah-sekolah sudah selesai dan tidak boleh ada lagi kegiatan tersebut hari apapun itu, artinya orientasi untuk pengenalan lingkungan sekolah itu dinilainya sudah cukup.
Kegiatan belajar sudah berjalan normal tanpa ada lagi kegiatan MOS atau sejenisnya. "Dan kalau memang mau, anak-anak bisa diarahkan untuk menanami pohon di lingkungan sekolah atau buat taman, tetapi tetap dalam pengawasan dan koordinasi guru," ujarnya.
Wali Kota Pontianak juga meminta sekolah-sekolah sudah harus menguji kemampuan siswa yang beragama Islam dalam membaca Alquran sebagai bekal siswa untuk memfilter hal-hal yang bersifat negatif.
"Pemahaman-pemahaman terhadap agama ke depannya juga penting untuk mereka supaya punya kepribadian yang baik," kata Sutarmidji