Rabu 25 Nov 2015 18:13 WIB

Penghasilan Guru Honorer tak Manusiawi

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Winda Destiana Putri
Ribuan guru honorer yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar aksi mogok dan unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (15/9).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Ribuan guru honorer yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar aksi mogok dan unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI Reni Marlinawati mengatakan jasa seorang guru gonorer tak jauh berbeda dengan guru yang tetap.

Namun perhatian terhadap guru honorer tak sebanding dengan guru yang telah diangkat menjadi PNS.

"Di beberapa daerah malah guru tetap tak jarang memberikan peranan dan fungsinya kepada guru honorer tetapi tidak sebanding dengan hak yang diterima," ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (25/11).

Reni pernah mendapatkan laporan seorang guru honorer hanya dibayar lima ribu rupiah per jam. Tiap bulan penghasilannya tak kurang dari 200 ribu per bulan.

Ini jelas tidak manusiawi ditengah kebutuhan harian yang serba mahal. Di satu sisi, Indonesia saat ini sudah kelebihan uru namun pembagiannya saja yang tidak merata.

Guru menumpuk di perkotaan, sedangkan di daerah terpencil sangat minim. Mereka juga kurang tertarik untuk menjadi guru di daerah terpencil padahal sudah ada dana insentif bagi guru-guru yang ingin belajar di daerah terpencil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement