REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah Guru Besar (Professor) di Indonesia masih sedikit dan menduduki rangking kelima se ASEAN yakni hanya 5087 orang. Sementara jumlah lektor kepala 31.027 orang. Padahal, jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 260 juta jiwa.
Hal itu dikemukakan Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Ali Ghufron Mukti dalam seminar Nasional Keprofessoran Menggagas Format Baru untuk Menghasilkan Professor yang lebih berkualitas, kreatif dan produktif, di Yogyakarta, Rabu (23/12).
Sementara jumlah professor di Malaysia mencapai 25 ribu, di Singapura 17 ribu dan Thailand 12 ribu. Menurut dia, rendahnya jumlah professor di Indonesia karena produktivitasnya rendah. Tahun 2017 bagi professor yang tidak produktif tunjangannya akan distop.
Ghufron mengusulkan jumlah professor di Indonesia bisa ditingkatkan dengan cepat apabila setiap lektor kepala bisa menjadi professor dengan syarat minimal satu karyanya bisa masuk jurnal internasional. Namun anggaran tidak mampu untuk memberikan tunjangan kepada professor, bila ada ribuan lektor kepala yang dalam waktu hanya dua tahun sudah bisa menjadi professor.