REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Sejumlah sekolah penyelenggara Ujian Nasional Computer Based Test (UN CBT) di wilayah Kabupaten Semarang tetap melanjutkan persiapannya, meski isu moratorium UN semakin santer.
Sekolah-sekolah ini tetap berpendapat UN harus dilanjutkan sebagai alat ukur sekaligus pemetaan hasil belajar siswa. “Hasil akhir proses belajar siswa harus ada,” tegas Kepala SMK Nahdlatul Ulama (NU) Ungaran, Ahmad Hanik, di Ungaran, Selasa (29/11).
Menurut Hanik, Bagaimana sekolah akan menilai perkembangan kognitif peserta didik ketika tidak ada alat evaluasinya. Ia justru mengkhawatirkan ketika tidak ada hasil evaluasi akhir, peserta didik nantinya akan meremehkan.
Siswa nantinya akan beranggapan, untuk apa harus belajar tekun. Karena tidak ada alat evaluasinya atau ‘bahasa’ gampangnya tidak ada lagi UN.
Oleh karena itu, lanjutnya, sepanjang belum ada kejelasan tentang moratorium UN ini pihaknya tetap akan menggunakan acuan regulasi lama. Demikian halnya dengan siswa, sejauh ini masih melakukan kegiatan belajar seperti biasa termasuk mengikuti simulasi UN CBT.
Pun demikian, terkait informasi moratorium UN ini masih akan menjadi konsumsi guru atau staf pengajar. “Siswa akan kita beri tahu sebelum ada informasi terbaru yang lebih tepat soal kebijakan tersebut,” tegasnya.
Kepala SMA Negeri 1 Bergas, Jadmi Rahayu mengamini pihaknya tetap menggelar simulasi UN CBT. Ia juga berpendapat UN nantinya merupakan alat untuk pemetaan serta mengetahui kemampuan siswa.