REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Indonesia kembali harum di kancah internasional. Kali ini, perwakilan Indonesia berhasil meraih satu medali emas, satu medali perak, dan dua medali perunggu dalam kompetisi bidang kimia tingkat dunia yaitu The 50th IChO (International Chemistry Olympiad) tahun 2018 yang digelar di Rudolfinum, Praha, Republik Ceko.
Direktur Pembinaan SMA Ditjen Pendidikannya Dasar dan Menengah Kemendikbud Purwadi Sutanto mengatakan, kemenangan ini adalah prestasi yang sangat luar biasa bagi Indonesia sekaligus menjadi kado bagi hari kemerdekaan RI. Kemenangan ini juga membuktikan bahwa anak Indonesia tidak kalah dengan anak-anak dari luar negeri.
"Anak-anak kita itu potensial sekali, makanya memang perlu kita bimbing untuk generasi ke depan. Ini yang perlu kita pupuk dan bina, untuk mewujudkan generasi emas 2045," kata Purwadi kepada Republika.co.id, Selasa (31/7).
Sebagai bentuk penghargaan dari negara, kata Purwadi, Kemendikbud akan memberikan beasiswa bagi mereka. Untuk peraih medali perunggu akan mendapatkan beasiswa hingga lulus Srata-1 (S1) namun hanya berlaku untuk universitas dalam negeri saja.
Sementara untuk peraih medali perak, akan mendapatkan beasiswa hingga lulus Strata-2 (S2) kampus di dalam atau luar negeri. Dan untuk peraih medali emas, akan mendapatkan beasiswa hingga Strata-3 (S3) baik di kampus dalam atau luar negeri.
"Ini sebagai bentuk penghargaan kami kepada semua anak berprestasi," tegas Purwadi.
Purwadi menerangkan, kompetisi ini diikuti oleh 80 negara dari seluruh dunia, dan merupakan penyelenggaraan olimpiade kimia yang ke-50. Dalam kompetisi ini, setiap siswa diuji kemampuan dalam bidang teori dan keterampilan dalam dalam melakukan percobaan (praktek) di laboratorium.
Adapun peraih medali emas olimpiade Kimia tersebut adalah Christoper Ivan Wijaya yang berasal dari SMA Kristen YSKI, Semarang, Jawa Tengah. Lalu peraih medali perak bernama Abdullah Muqaddam dari MAN Insan Cendekia Serpong, Banten.
Sementara medali Perunggu diraih oleh Rizki Kurniawan, SMAN 1 Kota Metro, Lampung dan Muhammad Syaiful Islam, SMA Cindera Mata Kota Bekasi, Jawa Barat.