Sabtu 08 Sep 2018 18:28 WIB

Mendikbud Dorong Semua Pihak Bantu Entaskan Buta Aksara

Pemerintah memberikan layanan program pendidikan keaksaraan dasar dan lanjutan.

Rep: Gumanti Awaliyah / Red: Ratna Puspita
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 11 provinsi di Indonesia tercatat memiliki persentase buta aksara masih di atas rata-rata nasional yaitu sekitar 2,07 persen. Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong semua pihak untuk membantu pengentasan buta aksara tersebut.

"Dengan terbebasnya bangsa Indonesia dari buta aksara maka kualitas sumber daya manusia akan semakin meningkat," kata Mendikbud Muhadjir Effendy, Sabtu (8/9).

Dalam pengembangan masyarakat, lanjut dia, pemerintah telah memberikan layanan program pendidikan keaksaraan dasar dan lanjutan di daerah terpadat buta aksara, daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), dan komunitas adat terpencil/khusus. Selain itu juga pemerintah memberikan layanan melalui program Kampung Literasi dan Desa Vokasi. 

"Melalui program ini diharapkan dapat membentuk kawasan desa inisiator pengembangan budaya baca masyarakat dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang memanfaatkan potensi sumber daya dan kearifan budaya lokal, lebih khusus di daerah-daerah 3T," kata dia.

Muhadjir menyampaikan, keberaksaraan atau literasi yang dirumuskan oleh World Economic Forum pada tahun 2016, merupakan kecakapan orang dewasa abad 21. Setidaknya terdapat enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh setiap orang dewasa, yakni: baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewarganegaraan.

"Literasi dan Pengembangan Keterampilan menunjukkan bahwa keaksaraan bukan hanya sekadar prioritas pada aspek baca, tulis, hitung (calistung), tetapi juga pentingnya pengembangan keterampilan sebagai investasi yang sangat penting bagi masa depan dan kemajuan bangsa yang bermartabat," ujar dia.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merilis 11 provinsi dengan angka buta aksara tertinggi yaitu Papua sebanyak 28,75 persen, NTB sebanyak 7,91 persen, NTT sebanyak 5,15 persen, Sulawesi Barat 4,58 persen, Kalimantan Barat 4,50 persen, Sulawesi Selatan 4,49 persen, Bali 3,57 persen, Jawa Timur sebanyak 3,47 persen, Kalimantan Utara 2,90 persen, Sulawesi Tenggara 2,74 persen, dan Jawa Tengah 2,20 persen. Gumanti Awaliyah 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement