REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta Islamic Centre (JIC) yang digadang-gadang sebagai pusat peradaban Islam ibukota berupaya meningkatkan pengetahuan dan minat baca warga Jakarta melalui perpustakaan. Kepala Perspustakaan JIC, Niswati Fatimah mengatakan, perpustakaan merupakan keniscayaan untuk meningkatkan minat baca tersebut.
"Perpustakaan merupakan wahana bagi jamaah, masyarakat, pelajar, dan mahasiswa untuk mencintai masjid dan tentunya sebagai tempat untuk menambah pengetahuan dan informasi agar menjadi manusia yang melek ilmu dan melek informasi," ujar Niswati dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (1/3).
Pertupustakaan JIC ini sudah berdiri sejak tahun 2005. Sampai saat ini sudah banyak mengalami kemajuan, baik dari segi meningkatnya koleksi buku maupun tingginya tingkat kunjungan ke perpustakaan. Pada saat ini koleksi perpustakaan JIC berjumlah 6.000 buku lebih.
Niswati menjelaskan, koleksi bukunya bermacam-macam seperti teks fiksi dan non fiksi, buku referensi seperti Ensiklopedi, kamus, handbook, jurnal, majalah, koran dan lainnya. Koleksinya tidak hanya tentang keislaman tetapi juga tentang sosial budaya, pendidikan, informasi komunikasi dan lainnya. Selain buku perpustakaan JIC menyediakan multimedia, perpustakaan digital.
"Anak-anak sekolah senang memanfaatkan perpustakaan digital bahkan antri karena kita hanya mempunyai dua unit komputer. Ada juga sekeluarga datang sekalian wisata religi ke kawasan JIC yang luas, indah, asri dan aman," ucapnya.
Menurut dia, pengunjung perpustakaan JIC rata-rata 75 sampai 100 orang per hari. Pengunjung terbanyak adalah pada hari Jumat dan Sabtu. Kebanyakan mereka datang ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas kuliah atau tugas sekolah, jelas Anis, pustakawan alumni UIN Jakarta.
Untuk menjadi anggota perpustakaan, kata Anis, sangat gampang dan juga gratis. Cukup mengisi formulir dan melampirkan foto copi KTP atau kartu pelajar. "Perpustakaan JIC di masa depan harus menjadi perpustakaan yang berbasis digital yang bisa diakses di mana saja dan mempunyai perangkat komputer yang memadai. Jadi pustakawan dan ahli IT berkolaborasi untuk mewujudkan ini," kata Niswati.