REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkesan lamban dalam mengatasi banjir di sekolah. Padahal, ia mengatakan banyak sekolah yang terdampak banjir yang mendadak terjadi di awal tahun 2020 ini.
"Mendikbud terkesan lamban. Padahal banyak sekolah yang terdampak, akses ke sekolah juga terganggu. Bahkan fasilitas sekolah juga rusak," kata Ubaid kepada awak media, Jumat (3/1).
Ia juga mengkiritisi, sampai hari ini tidak ada data berapa jumlah sekolah yang terdampak banjir. Ubaid berharap Kemendikbud segera mengambil tindakan dalam mengatasi permasalahan ini mengingat sebentar lagi kegiatan belajar mengajar akan dimulai setelah libur Semester I.
Hujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (31/12) sore hingga Rabu (1/1) siang. Hujan yang terjadi pada malam tahun baru ini langsung menyebabkan sejumlah daerah banjir dan menghambat masyarakat yang akan berkativitas.
Selain banyak rumah warga terendam banjir, jalanan utama juga terdampak sehingga menutup akses kendaraan. Tidak sedikit pula arus banjir deras yang menyebabkan kendaraan hanyut dan rumah warga rusak cukup parah.
Intensitas hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya ini cukup tinggi ditambah kiriman air dari wilayah Bogor. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan curah hujan akan terus meningkat hingga Januari dan berlangsung sampai Maret 2020.