Senin 01 Aug 2022 15:57 WIB

Ingin Go International, UT Gandeng Allama Iqbal Open University Pakistan

Pimpinan UT dan AIOU meneken sejumlah penandatanganan perjanjian kerja sama (MoA).

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Rektor Universitas Terbuka (UT), Profesor Ojat Darojat, mendapat kepercayaan menjadi Presiden Asian Association of Open Universities (AAOU) periode 2020 – 2022.
Foto: Universitas Terbuka
Rektor Universitas Terbuka (UT), Profesor Ojat Darojat, mendapat kepercayaan menjadi Presiden Asian Association of Open Universities (AAOU) periode 2020 – 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Universitas Terbuka (UT) bekerja sama dengan Allama Iqbal Open University (AIOU) Pakistan dalam pengembangan pendidikan jarak jauh. Kerja sama itu bagi UT sebagai upaya untuk lebih mengglobalkan kampus tersebut di kancah internasional.

Pimpinan UT dan AIOU Pakistan meneken sejumlah penandatanganan perjanjian kerja sama (MoA) terkait pengajaran, penelitian, dan proyek bersama di kampus UT, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (1/8/2022). Kegiatan itu dihadiri Rektor UT Ojat Darojat dan Vice Chancellor AIOU  Zia Ul-Qayyum.

Rektor UT Ojat Darojat mengatakan, penandatangan MoA merupakan tindak lanjut dari MoU yang dilakukan antara kedua universitas pada 2019. Kerja sama dilakukan dalam berbagai bidang yang secara spesifik terkait pertukaran mahasiswa dan staf pengajar (staff and student exchange).

"Kerja sama ini supaya masing-masing bisa bertukar pikiran, sharing pengalaman dan knowledge (pengetahuan) tentang hal-hal yang terkait pengembangan dan pendidikan jarak jauh," ujar Ojat di kampus UT Pamulang, Kota Tangsel, Provinsi Banten, Senin.

Ojat menjelaskan, AIOU merupakan institusi pendidikan tinggi terbesar kedua di dunia dengan jumlah mahasiswa mencapai 1,2 juta per tahun. Sistem yang diterapkan, yaitu pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJI). Sehingga, hal itu sangat sevisi dengan UT untuk kemajuan.

"Saya kira ini momentum yang baik untuk kerjasama menawarkan program pendidikan secara join program sehingga kita bisa sharing resources dalam rangka UT go international," kata Ojat.

Dia mengaku, UT yang mencanangkan visi unit program belajar jarak jauh (UPBJJ) berkualitas dunia patut untuk menawarkan program yang bisa diminati masyarakat. "Atau mengajak masyarakat global mengambil program studi, harapan kami ke depan menjadi pilihan tidak hanya masyarakat Indonesia tetapi juga global, baik level ASEAN, Asia, bahkan dunia," terang Ojat.

Menurut Ojat, mahasiswa UT telah tersebar di 50 negara. Sayangnya, mahasiswa luar negeri yang mengambil program studi kebanyakan adalah migran Indonesia di luar negeri. Hingga kini, belum ada warga negara asing yang mengambil program studi di UT

Vice Chancellor AIOU Zia Ul-Qayyum menyatakan, pihaknya mengapresiasi kerja sama dengan UT sebagai upaya pengembangan pendidikan yang lebih baik dan maju ke depan. AIOU menyampaikan, kolaborasi merupakan hal terpenting dalam kemajuan pendidikan.

"Karena dunia ini tentang kolaborasi, mengembangkan penelitian, pembelajaran siswa, dan spesial mengenai kualitas pendidikan. Kami tentu akan berbagi pengalaman kami," tutur Zia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement